PENERAPAN KAIN TENUN TROSO DAN 3D EMBELLISHMENT DENGAN TEKNIK APLIKASI DAN PAYET PADA BUSANA PESTA MALAM

Abstract

Tenun Troso merupakan kain tenun asal Jepara tepatnya di desa Troso, kain tersebut ditenun menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin). Tenun Troso memiliki beragam motif, salah satu motif yang banyak digunakan yaitu motif Toraja yang merupakan hasil modifikasi dari motif tenun Toraja. Embellishment adalah penambahan benda dekoratif tiga dimensi pada permukaan tekstil dengan berbagai macam teknik agar busana memiliki nilai estetika dan ekonomi yang tinggi. Material yang digunakan pada pembuatan busana pesta malam ini adalah Kain Tenun Troso, kain satin bridal, brokat corneli, dan organza. Kain Tenun Troso dipilih untuk memperkenalkan Tenun Troso, dengan alternatif baru penggunaan Kain Tenun Troso yaitu dijadikan busana pesta malam, sejauh ini produk fashion yang dihasilkan dengan material Kain Tenun Troso kebanyakan berupa busana ready to wear. Satin bridal dipilih karena memiliki tekstur yang halus, licin, tidak menerawang dan tampilannya terlihat mewah sesuai untuk pembuatan bagian badan dan ekor. Brokat corneli dipilih karena bordiran pada brokat ini sangat rapat namun kain tetap terasa halus, lentur, dan terlihat sangat cantik ketika digunakan pada busana pesta. Organza memiliki karakteristik tipis, lembut, dan menerawang. Brokat corneli dan organza digunakan untuk pembuatan embellishment. Penerapan embellishment pada busana pesta malam menggunakan 3D embellishment dan payet. 3D embellishment menggunakan teknik aplikasi yang dibuat menyerupai bunga mawar. Dalam pembuatan 3D embellishment bunga mawar dipilih sebagai sumber inspirasi dan sebagai representasi dengan harapan Kain Tenun Troso akan dicintai, selalu dicari, dan digunakan. Embellishment payet menggunakan teknik payet yaitu tusuk jelujur, bentuk daun, dan bentuk bunga yang diterapkan pada brokat corneli yang sudah dijahit dengan mesin jahit bordir manual pada busana. Embellishment terdapat pada bagian bahu, badan depan, badan belakang, rok depan, ban pinggang, dan ekor. Perancangan busana ini mengacu pada Indonesia Trend Forecasting 2024/2025 Resilient dengan tema Heritage dan sub tema Aristrocacy. Tema ini diharapkan dapat memvisualisasikan tradisi dan akar budaya dari kain tradisional. Diterjemahkan dalam busana pesta malam menggunakan Kain Tenun Troso dan embellishment sebagai aksen yang memberikan kesan mewah dan elegan layaknya kaum aristokrat. Siluet yang digunakan pada busana yaitu siluet A-Line. Proses produksi busana pesta malam meliputi pembuatan desain busana, pemilihan material, pengukuran busana, pembuatan pola, pemotongan kain, pembuatan 3D embellishment, penjahitan, fitting, pemasangan embellishment, quality control, dan finishing. Busana pesta malam mengeluarkan Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp2.994.000,00 dengan laba 50 % sebesar Rp1.497.000,00 sehingga mendapatkan harga jual sebesar Rp4.500.000,00. Pemasaran busana pesta malam ini dilakukan melalui penyewaan busana. Penyewaan busana pertama dihitung dari HPP menjadi sebesar Rp3.000.000,00. Kemudian pada penyewaan kedua terjadi penurunan harga dihitung 60% dari harga jual menjadi sebesar Rp2.800.000,00. Sedangkan penyewaan ketiga dst dihitung 40% dari harga jual sebesar Rp1.900.000,00 sehingga didapatkan hasil harga jual busana setelah penyewaan 50% dari harga jual sebesar Rp2.300.000,00. Busana pesta malam memiliki target pasar wanita usia 22-30 tahun dengan kelas ekonomi menengah yang memiliki pengeluaran perbulan RP1.200.000,00-Rp6.000.000,00.