Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/14
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAgung, Triyoko-
dc.date.accessioned2022-11-04T06:39:26Z-
dc.date.available2022-11-04T06:39:26Z-
dc.date.issued2014-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/14-
dc.description.abstractPada proses pemintalan benang sistem ring merupakan rangkaian proses mengubah bahan baku serat menjadi benang dengan urutan proses blowing, carding, drawing, simplex, ring spinning, dan winding. Adapun proses pembentukan benang dimulai pada mesin ring spinning. Pada mesin ring spinning benang dibuat dari bahan benang roving yang diregangkan oleh rol-rol peregang, kemudian diberikan antihan untuk menambah kekuatan benang dan benang hasil proses digulung pada bobbin. Unit Pemintalan PT Primissima memproduksi benang cotton 100% yang terdiri dari dua jenis proses benang yaitu benang garu ( carded yarn ) dan benang sisir ( combed yarn ) . Benang sebagai hasil proses pemintalan memiliki pengaruh yang besar terhadap proses tekstil selanjutnya yaitu proses pertenunan. Pada proses pembuatan benang sisir ( combed yarn ) diharuskan mempunyai kerataan yang baik agar bisa mendapatkan benang dengan mutu yang baik. Pada mesin ring spinning, salah satu penyetelan yang kemungkinan berpengaruh terhadap mutu benang adalah penyetelan jarak bottom roll. Berdasarkan hasil diskusi dengan kepala bagian maintenance bahwa kualitas bahan baku yang kurang baik dan mutu benang yang relatif rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan kualitas. Selain itu, dengan dilakukan penyetelan, maka dapat diketahui dan dievaluasi apakah penyetelan jarak bottom roll mempengaruhi mutu benang yaitu ketidakrataan ( U% ) , kekuatan tarik benang, dan TPI yang dihasilkan oleh mesin ring spinning. Berdasarkan hal tesebut maka dilakukan percobaan mengenai pengaruh variasi penyetelan jarak bottom roll antara bottom back roll dengan bottom middle roll terhadap mutu benang. Penulis melakukan percobaan menggunakan mesin ring spinning merek Rieter tipe G 5/1 dengan proses pembuatan benang combed Ne 1 50. Berdasarkan hasil percobaan dari ketiga variasi penyetelan jarak yaitu 55 mm, 56 mm, dan 60mm, dapat disimpulkan bahwa variasi penyetelan jarak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketidakrataan benang dan kekuatan tarik benang, tetapi tidak untuk TPI karena hasilnya sama. Berdasarkan hasil percobaan, maka penyetelan jarak yang terbaik adalah dengan menggunakan penyetelan yang kedua yaitu dengan jarak 56 mm karena merupakan penyetelan yang paling optimum sehingga menghasilkan mutu benang yang baik dan memenuhi standar pabrik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titleSUATU PENGAMATAN TENTANG PENGARUH SETELAN JARAK BOTTOM ROLL ANTARA BACK ROLL DENGAN MIDDLE ROLL PADA MESIN RING SPINNING MEREK RIETER TIPE G 5/1 TERHADAP KUALITAS BENANG COMBED Ne 1 50 COTTON 100en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf202.66 kBAdobe PDFView/Open
BAB II.pdf483.89 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf185.67 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf147.44 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf148.6 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.