Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1303
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMuhammad, Rafli-
dc.date.accessioned2024-06-12T04:24:39Z-
dc.date.available2024-06-12T04:24:39Z-
dc.date.issued2023-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1303-
dc.description.abstractSering dijumpai kendala berhenti mesin tenun ketika proses produksi kain grey, terutama disebabkan karena weft stop atau kegagalan peluncuran benang pakan yang berpengaruh terhadap performa pertenunan. Nilai Weft stop yang melebihi standar perusahaan 1,5 times/hour/machine pada produksi kain TSF 261 tercatat bahwa Minggu ke-1 Januari 2023 sebesar 1,83 times/hour/machine. Tingginya jumlah weft stop disebabkan penggunaan shedding angle 30˚dan timing main nozzle 80˚ yang tidak sesuai, ditandai dengan benang pakan tidak sampai ujung kain akibat menabrak mulut lusi membentuk loop di awal peluncuran. Oleh karena itu, guna meminimalisir jumlah weft stop yang melebihi standar maka diperlukan percobaan untuk mengetahui pengaruh penyetelan pada shedding angle dan timing main nozzle. Tujuan dari percobaan ini untuk mendapatkan penyetelan shedding angle dan timing main nozzle yang menghasilkan weft stop memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan percobaan perubahan penyetelan kombinasi shedding angle pada sudut 30˚, 32˚, dan 34˚ serta timing main nozzle pada timing 75˚, 80˚, dan 85˚ pada kain TSF 261 yang menggunakan bahan baku Ne1 40 rayon EcoveroTM. Hasil penelitian dari kombinasi kedua variabel tersebut guna mengetahui pengaruh dari perubahan penyetelan terhadap jumlah weft stop serta mendapatkan kombinasi penyetelan yang sesuai dalam menghasilkan weft stop sesuai standar perusahaan. Data penelitian yang didapatkan kemudian diolah menggunakan uji statistik Kruskal Wallis dan Post Hoc untuk dilakukan uji rentang dengan menggunakan perangkat SPSS (Statistical Product and Service Solution). Hasil penelitian dianalisis dengan metode statistik Kruskal Wallis menunjukkan hasil Asymp. Sig. 0,015 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,dapat dikatakan bahwa perbedaan penyetelan shedding angle dan timing main nozzle berpengaruh terhadap jumlah weft stop. Oleh karena itu, dilakukan uji lanjutan yang menunjukkan bahwa kombinasi penyetelan shedding angle dan timing main nozzle menghasilkan rata-rata weft stop yang berbeda. Kombinasi penyetelan shedding angle 32˚ dan timing main 80˚ menghasilkan jumlah weft stop terendah yaitu sebanyak 5 kali kejadian serta nilai weft stop times/hour/machine adalah 1,36 times/hour/machine memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan yaitu 1,5 times/hour/machine. Hal ini karena shedding angle 32˚ membuat beban tegangan benang untuk membuka mulut lusi tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Timing main nozzle 80˚ tidak terlalu lambat atau terlalu cepat untuk menghembuskan udara sehingga fenomena loop karena benang menabrak mulut lusi bahkan putus bisa dihindari.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePENGARUH SHEDDING ANGLE DAN TIMING MAIN NOZZLE TERHADAP KEGAGALAN PELUNCURAN PAKAN (WEFT STOP) PADA PROSES PERTENUNAN KAIN TSF 261 DI MESIN AIR JET LOOM JAT-810en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf6.63 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf6.63 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf6.63 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf6.63 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf6.63 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.