Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/858
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Jihad, Putera Kurnia Alfarisi | - |
dc.date.accessioned | 2023-02-24T07:00:14Z | - |
dc.date.available | 2023-02-24T07:00:14Z | - |
dc.date.issued | 2014 | - |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/858 | - |
dc.description.abstract | Mutu secara umum adalah keseluruhan sifat dan penampilan yang menjadi sasaran penilaian untuk menentukan apakah suatu barang atau pelayanan dapat memenuhi tujuan / kebutuhan pemakai, namun didapat suatu masalah yang ganjil dimana menurut hasil pengujian di Quality Control winding didapat kekuatan benang yang tidak sesuai minimum standar pabrik dengan kekuatan sambungan benang 439 gram sedangkan di kenyataan didapat kekuatan sambungan dengan rata-rata sebesar 430,75 gram dengan menggunakan variasi ukuran splicing nozzle G2z yaitu 12 mm. Maka dari itu harus segera dilakukan penelurusan masalah dari data tersebut. Kekuatan dan ketidakrataan benang merupakan salah satu faktor didalam penilaian mutu benang dari benang-benang hasil proses winding. Proses pengelosan bertujuan untuk merubah bentuk gulungan dari bentuk bobin menjadi cone, selain itu di proses pengelosan ini bertujuan untuk menghilangkan cacat benang. Untuk mendapatkan kekuatan dan ketidakrataan yang baik tersebut, maka perlu dilakukan penelurusan terhadap alat penyambungan benang terutama Splicing Nozzle yang berpengaruh langsung pada sambungan benang yang dihasilkan. Splicing nozzle adalah peralatan yang ada pada mesin winding yang berfungsi sebagai pengatur intensitas udara yang dihembuskan pada tempat penyambungan benang. Splicing nozzle mempunyai 3 variasi tinggi diantaranya G1z 10 mm, G2z 12 mm dan G3z 13 mm, semakin tinggi splicing nozzle maka intensitas udara yang dihembuskan semakin banyak sehingga twist yang terjadi akan semakin banyak, begitu pun sebaliknya. Semakin banyak twist maka diameter benang akan kecil, dan sebaliknya. Kekuatan sambungan yang paling baik adalah yang paling mendekati kekuatan tarik benang tanpa sambungan. Dari hasil pengujian di peroleh 419,75 gram untuk 10 mm, 430,75 gram untuk 12 mm, dan 439,25 gram untuk 13 mm. Untuk memperoses benang PE Ne 1 30 sebaiknya menggunakan variasi ukuran 13 mm, dengan nilai kekuatan tarik sambungan benang 439,75 gram. Karena kekuatan sambungan benang yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.title | PENGAMATAN PENGARUH VARIASI SPLICING NOZZLE DITINJAU DARI HASIL UJI KEKUATAN BENANG POLIESTER (PE) Ne 1 30 PADA MESIN MURATA MACH CONER 7-II | en_US |
dc.type | Other | en_US |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 148.6 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 198.81 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 228.46 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 170.95 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.