Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/171
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWildan, Rosyihan Anwar-
dc.date.accessioned2022-11-10T07:29:09Z-
dc.date.available2022-11-10T07:29:09Z-
dc.date.issued2014-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/171-
dc.description.abstractPT Hidup Damai Textile memproduksi sweater menggunakan mesin rajut datar merk STOLL tipe CMS dimana pada mesin ini terdapat dua jenis pengatur tegangan benang yakni tension atas dan tension samping. Pada mesin STOLL tipe CMS 311 TC-L, saat pembuatan kain rajut polos dengan benang cotton 100% nomor Ne 1 ditemukan masalah ukuran kain yang berubah-ubah. Untuk mengembalikan ukuran kain pada ukuran yang diinginkan sebelumnya, operator produksi bertindak dengan merubah skala tension atas, atau merubah skala stitch cam pada sintral program mesin, namun ukuran kain yang berubah-ubah masih saja terjadi, hal ini dapat disebabkan karena adanya pengaruh variasi penyetelan skala tension samping dimana pada saat itu ada mesin yang menggunakan skala 1, ada juga yang menggunakan skala 3, dan ada juga yang menggunakan skala 5, hal tersebut dapat menghasilkan perbedaan stabilitas ukuran kain rajut pada mesin-mesin tersebut, sehingga terdapat mesin yang ukuran kainnya tidak seragam atau tidak stabil. Untuk mengetahui pengaruh tension samping terhadap ukuran kain maka dilakukan percobaan dengan membuat kain pada MRD STOLL tipe CMS 311 TC-L menggunakan tension samping pada skala yang berbeda yaitu skala 1, 3 dan 5, menggunakan satu lengan tension. Setelah sejumlah kain dibuat, maka dilakukan pengujian terhadap ukuran kain tersebut sesuai dengan cara di perusahaan yaitu ditinjau dari proses pembandulan kain, pengukuran panjang kain dan pengukuran lebar kain. Untuk mendukung pengujian tersebut, maka dilakukan juga pengujian CPI ( course per inch ) dan WPI ( wale per inch ) dari kain rajut tersebut. Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan perbedaan ukuran kain yang dihasilkan yaitu skala nomor 5 menghasilkan ukuran kain rajut paling pendek karena tegangan tensionnya paling besar sehingga ukuran kain skala 5 < skala 3 < skala 1, artinya semakin besar tegangan tension maka ukuran kain semakin pendek dan begitu sebaliknya semakin kecil tegangan tension maka ukuran kain semakin panjang. Selain itu dapat diketahui bahwa skala nomor 3 memiliki nilai variasi data ( CV ) yang kecil artinya skala nomor 3 menghasilkan ukuran kain yang seragam. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penyetelan tension samping pada skala 3 memiliki tegangan yang stabil dan sesuai untuk pembuatan kain rajut tersebut, sehingga disarankan untuk mengunakan skala nomor 3 pada pembuatan kain rajut pakan polos dengan benang cotton 100% nomor Ne 1 , agar ukuran kain rajut yang dihasilkan pada setiap lembarnya seragam atau stabil.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.title“PENGARUH PENYETELAN SKALA TENSION SAMPING TERHADAP STABILITAS UKURAN KAIN RAJUT DENGAN MENGGUNAKAN BENANG COTTON 100% NOMOR Ne1 32/2 DAN JENIS JERATAN PLAIN DI MESIN RAJUT DATAR MERK STOLL TIPE CMS 311 TC-L”en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf198.71 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf349.76 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf224.75 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf153.97 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.