Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1613
Title: | AKULTURASI “BATIK PARANG DAN BATIK KAWUNG” DENGAN PAKAIAN TRADISIONAL KOREA “HANBOK” PADA BUSANA READY-TO- WEAR |
Authors: | Tamara, Oceandri Savero |
Issue Date: | 2024 |
Abstract: | Pertumbuhan teknologi yang semakin melesat memudahkan akses infromasi dan berbagai penjuru dunia. Adanya pertumbuhan teknologi juga menyebabkan adanya budaya baru untuk masuk ke dalam budaya suatu daerah. Salah satu akibat dari aksesnya budaya baru untuk masuk adalah akulturasi. Akulturasi dpaat dideskripsikan sebagai suatu tingkat di mana seorang individu mengadopsi nilai, kepercayaan, budaya, dan praktek-praktek tertentu dalam budaya baru. Salah satu budaya asing yang saat ini sangat mendominasi Masyarakat Indonesia adalah budaya korea. Beberapa sektor industri yang sudah banyak dipengaruhi oleh budaya Korea di antaranya makanan, skincare, make up, music hingga fashion. Pemilihan kain batik sebagai digunakan pada sektor Industri Fahsion baik local maupun internasional. Pemilihan pakaian tradisional Korea menjadi inspirasi utama dalam pembuatan desain rancangan didasarkan pada fenomena yang kerap terjadi di Indonesia yaitu “Korean Wave” atau Hallyu. Pakaian tradisional Korea “hanbook” sudah memiliki fenomena tersendiri dalam pengeksplorasiannya. Pakaian hanbook memiliki ciri khas pada siluetnya. Silue A yaitu fit to body pada bagian atasan dan mengembang pada bagian bawah. Dengan tema Fusion-Symbiotic, rancangan busana tugas akhir ini akan mengacu pada Indonesia Fashion Trendforecasting 2024-2025. KOnsep fusion yang aneh membuatnya lebih kreatif. Subtema symbiotic sendiri menampilkan konsep busana yang sangat bebas, berani, dan penuh warna. Pada rancangan busana tugas akhir ini salah satu kain utama yang akan digunakan adalah kain motif batik parang dan motif kawung. Pada pembuatan busana ada beberapa material yang digunakan yaitu kain motif batik, kain raon dan kain raw silk. Kombinasi penggunaan material ini ditujukan untuk menciptakan suatu keseimbangan pada rancangan busana tugas akhir. Kain batik yang akan digunakan merupakan kain batik yang dibuat secara custom di Rumah Batik Hasan. Pada proses pembuatan kain batik banyak hal yang perlu diperhatikan contohnya adalah jumlah komposisi zat pewarna, Teknik mencap hingga Teknik mencelup. Zat pewarna yang digunakan adalah nafol dan indigosol. Kedua zat pewarna ini memiliki karakteristik yang berbeda. Pewarna Naftol memiliki sifat yang dominan daripada indigosol. Hal ini menyebabkan pencelupan terhadap pewarna naftol harus dilakukan terlebih dahulu daripada zat pewarna indigosol. Seluruh proses membatik harus diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil akhir dari kain batik itu sendiri. Seperti saat menjemurkan kain, kain harus dalam keadaan yang stabil. Perhitungan harga pokok produksi (HPP) pada rancangan tugas akhir ini dilakukan dengan menghitung biaya bahan baku, tenaga kerja atau jasa dan biaya overhead, Harga pokok produksi juga dihitung agar dapat menentukan laba yang akan diambil dan kemudian menjadi harga jual. Presentase laba yang diambil adalah sebesar 70%. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1613 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 5.82 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 5.82 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 5.82 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 5.82 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Lampiran.pdf | 5.82 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.