Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1603
Title: PERANCANGAN EVENING GOWN MENGGUNAKAN KAIN TENUN SILUNGKANG KHAS SIPIROK DENGAN KOMBINASI UNSUR TRADISIONAL DAN MODERN
Authors: Salwa, Adani
Issue Date: 2024
Abstract: Kecamatan Sipirok merupakan pusat kerajinan tenun di provinsi Sumatra Utara. Usaha ini telah menjadi ciri khas dari daerah Sipirok sehingga usaha pertenunan kain ini sudah menjadi tradisi sejak lama. Pada awalnya usaha pertenunan ini menghasilkan atau memproduksi kain adat yaitu abit godang dan parompa sadun. Seiring berkembangnya waktu, masyarakat Sipirok memodifikasi jenis tenun, beralih dari menenun adat ke kain tenun silungkang khas Sipirok. Hal ini disebabkan karena kain tenun adat hanya digunakan di acara ada saja, sedangkan tenun silungkang khas Sipirok dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kombinasi dari unsur tradisional dan modern dalam busana adalah cara yang menarik untuk menciptakan penampilan yang unik dan memadukan kekayaan warisan budaya dengan sentuhan kontemporer. Dalam perancangan busana dengan mengkombinasikan unsur tradisional dan modern dapat menghasilkan karya-karya yang unik dan menarik. Ini melibatkan penggunaan elemen-elemen tradisional dari suatu budaya atau warisan lokal dengan sentuhan kontemporer yang lebih modern. Perancangan evening gown ini bertujuan untuk melestarikan kain tradisional dengan cara menggembangkan alternatif dari penggunaan kain tersebut. Busana ini akan memberikan kesan yang mewah dan elegan yang dapat digunakan dalam berbagai acara dan kesempatan seperti pernikahan, festival, dan event. Diambil dari salah satu tema trend forecasting tahun 2024/2025 yaitu Heritage dengan subtema Aristrocacy. Rancangan desain busana ini mengangkat salah satu kain wastra Indonesia untuk melestarikan kebudayaan tradisional di masa modern. Reka bahan dan embellishment yang digunakan berupa bordir berbentuk bunga mawar dan beadings. Detail busana ini dikemas dalam nuansa dominan berwarna merah, hitam, hijau dan emas. Busana ini ditujukan untuk wanita muslim berhijab yang memiliki ketertarikan tinggi dengan kain wastra Indonesia dari kalangan affluent berusia 25 sampai 35 tahun. Proses produksi busana ini dimulai dari pemilihan bahan, pembuatan pola, pembuatan mockup, pemotongan bahan, penjahitan, pemasangan embellishment hingga tahap akhir quality control. Teknik penjahitan komponen dengan menggunakan mesin jarum satu (single needle) menggunakan kelas jahitan 300 yang menghasilkan jenis jahitan lockstitch. Jahitan seam kelas 1 banyak digunakan pada busana ini. Detail busana ini berupa aplikasi bordir dan teknik beadings yang dilakukan dengan benang dan jarum jahit (tangan) jelurur seperti proses pemasangan payet pada umumnya. Penentuan harga jual busana ini dilakukan dengan cara perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP). Harga pokok produksinya adalah Rp. 6.121.250,00 dan labanya 40% yaitu Rp.2.448.500,00 maka harga jual evening gown ini adalah Rp.8.569.750,00 dibulatkan menjadi Rp. 8.570.000,00. Pada sewa pertama harga sewa sama dengan HPP yaitu sebesar Rp. 6.120.000,00. Harga sewa kedua ditetapkan sebesar 50% dari HPP yaitu menjadi Rp. 3.060.000,00, untuk sewa gaun ketiga sebesar 30% dari HPP menjadi Rp. 1.840.000,00 dan sewa gaun empat sebesar 20% dari HPP menjadi Rp. 1.230.000,00. Harga jual busana evening gown setelah disewakan akan mempertimbagkan kondisi dan keusangan busana, ditetapkan 50% dari harga HPP yaitu sebesar Rp.3.060.625,00 yang dibulatkan menjadi Rp. 3.060.000,00.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1603
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf954.97 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf4.03 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf790.77 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf789.61 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf2.36 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.