Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1370
Title: | PENGARUH PERBANDINGAN 3 PASSAGE DAN 2 PASSAGE TERHADAP KET IDAKRAT AAN SLIVER DI MESIN DRAWING |
Authors: | Rofi, Ahmad Rafsanjani |
Issue Date: | 2022 |
Abstract: | PT Ade Textile Industries Group atau yang lebih dikenal dengan PT Adetex merupakan perusahaan swasta tekstil yang bergerak dibidang pemintalan. PT Adetex unit spinning yang berlamatkan di Jl. Raya Banjaran Km 17, Banjaran Bandung 40379. Dalam proses pembuatan benang PT Adetex selalu konsisten dalam persaingan bisnis hal ini PT Adetex selalu menjaga reputasi perusahaan dengan kualitas produk yang baik. Untuk memperoleh suatu hasil pemintalan yang baik, tidaklah sepenuhnya tergantung pada sifat-sifat seratnya saja, tetapi dipengaruhi juga oleh jumlah unit-unit atau rangkaian mesin yang digunakan selama proses pemintalan. Salah satu unit mesin dari rangkaian yang harus dilewati oleh serat sebelum dipintal menjadi benang adalah mesin drawing. Mesin drawing merupakan mesin yang berfungsi untuk meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari sliver, memperbaiki kerataan sliver dalam berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya dengan jalan perangkapan dan menyesuaikan berat sliver per satuan panjang dengan keperluan pada proses berikutnya. Sliver yang diproses pada mesin drawing mengalami peregangan dan perangkapan yang berulang-ulang dilakukan dengan jalan penarikan oleh pasangan-pasangan rol-rol penarik, dan hasilnya berupa sliver yang lebih rata. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan sliver dengan serat-serat yang lurus dan sejajar sumbu sliver serta memperbaiki kerataan campuran, berat per satuan panjang dan sifat-sifat lainnya. Maka dari itu sliver dilewatkan dimesin drawing satu sampai tiga kali proses yang disebut passage. Passage sangat berpengaruh terhadap sliver yang dihasilkan, secara teori semakin banyak sliver dirangkap dengan passage yang berulang-ulang maka kerataan sliver yang dihasilkan akan semakin rata sehingga nilai ketidakrataan (U%) sliver drawing kecil. Dari percobaan ini, menunjukan bahwa ketidakrataan sliver yang dihasilkan dari proses tiga passage lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh proses dua passage, hal ini disebabkan karena silver mendapatkan perlakuan yang lebih, yaitu sliver melewati tiga passage sehingga mengalami peregangan dan perangkapan yang lebih banyak, dan berdasarkan teori yang telah disebutkan, bahan yang memperoleh peregangan dan perangkapan lebih banyak dalam batas tertentu tingkat pelurusan dan ketidakrataan seratnya akan lebih baik sehingga berpengaruh pada proses selanjutnya. Dari hasil uji statistika, metode uji normalitas dan homogenitas menunjukan bahwa nilai signifikansi (p) ≥ 0.05 menunjukan kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama dalam artian hasil uji statistika diterima. Dari uji statistika, metode uji independent sample T-test menunjukan nilai signifikasi (2- tailed) < 0.05 menunjukan adanya perbedaan rata-rata antar subjek penelitian. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1370 |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Lampiran.pdf | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.