Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1294
Title: UPAYA MENGURANGI TERJADINYA STOP PAKAN PADA KAIN GREY DENGAN KONSTRUKSI PETX 115 68 62 DI MESIN AIR JET LOOM TSUDAKOMA TIPE ZAX 9100
Authors: Mei, Yusnida Sari
Issue Date: 2023
Abstract: PT Delta Merlin Dunia Tekstil II merupakan perusahaan tekstil yang bergerak di bidang pertenunan yang menghasilkan kain grey dengan menggunakan mesin air jet loom. Peningkatan produksi menjadi salah satu prioritas perusahaan, produksi dapat ditingkatkan dengan mengurangi kejadian-kejadian (masalah) yang dapat mengurangi waktu produksi. Frekuensi mesin berhenti berkaitan erat dengan efesiensi, seringnya mesin berhenti dapat mengakibatkan produksi menurun dan target produksi akan terhambat. Pada mesin tenun air jet, ada dua faktor yang sering menyebabkan mesin berhenti, yaitu stop lusi (warp stop) dan stop pakan (weft stop). Stop pakan pada mesin tenun air jet loom Tsudakoma ZAX 9100 yang memproduksi kain grey dengan konstruksi PETX 115 68 62 masih terbilang tinggi sehingga menyebabkan penurunan efisiensi produksi mesin. Frekuensi stop pakan yang terjadi dalam satu shift berkisar 30 sampai 50 kali dimana frekuensi tersebut melebihi standar yang sudah ditetapkan oleh perusahaan yat. Apabila masalah stop pakan ini dikurangi, maka diharapkan efesiensi produksi dapat ditingkatkan. Dengan berdasar pada masalah tersebut, penilitian ini dimaksudkan untuk mengatur penyetelan mesin yang paling sesuai pada proses peluncuran pakan di mesin tenun air jet loom Tsudakoma ZAX 9100 yang memproduksi kain grey dengan konstruksi PETX 115 68 62 sehingga mengurangi jumlah terjadinya stop pakan. Percobaan yang dilakukan adalah dengan cara mengatur penyetelan tinggi kamran, jarak sub nozzle dan sudut pemotongan cutter LH dengan menggunakan beberapa variasi penyetelan. Tujuan dari variasi penyetelan ini adalah untuk mengurangi frekuensi mesin tenun berhenti yang disebabkan oleh stop pakan pada konstruksi tersebut. Percobaan dan pengamatan yang dilakukan menggunakan tiga mesin tenun yang diberikan tiga variasi penyetelan, yaitu tinggi kamran pertama sampai keempat (98mm, 98 mm, 90 mm, dan 90 mm), jarak antar sub nozzle 80 mm dan jarak strech nozzle 65 mm serta sudut pemotongan cutter LH 35° (variasi I), tinggi kamran pertama sampai keempat (94mm, 94 mm, 92 mm, 92 mm), jarak antar sub nozzle 65 mm dan jarak strech nozzle 55 mm serta sudut pemotongan cutter LH 20° (variasi II), tinggi kamran pertama sampai keempat (95mm, 95 mm, 91 mm, 91 mm), jarak antar sub nozzle 65 mm dan jarak strech nozzle 60 mm serta sudut pemotongan cutter LH 26° (variasi III). Dari penyetelan tersebut dihasilkan jumlah rata-rata stop pakan secara berurutan adalah (12, 10, 6). Maka disarankan untuk kain dengan konstruksi PETX 115 68 62 diproduksi menggunakan setelan variasi III karena pada variasi tersebut terbentuk mulut lusi yang sesuai dengan profil pada sisir sehingga tidak mengganggu jalannya benang pakan. Begitu juga dengan jarak sub nozzle yang disetel menyebabkan penyebaran udara yang dikeluarkan dapat menjaga ujung benang pakan yang diluncurkan sehingga mencegah benang pakan kusut saat diluncurkan. Waktu pemotongan sudut cutter LH juga mampu menyeimbangkan waktu antara peluncuran benang pakan menuju sub nozzle dengan peluncuran benang pakan baru. Dengan penyetelan tersebut diharapkan akan menurunkan frekuensi terjadinya stop pakan sehingga optimalisasi dan efisiensi produksi dapat tercapai.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1294
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf4.64 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf4.64 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf4.63 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf4.63 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf4.64 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.