Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/993
Title: | LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. NIRWANA ALABARE GARMENT |
Authors: | Ester, Kristina Surbakti |
Issue Date: | 2017 |
Abstract: | PT. Nirwana Alabare Garment merupakan perusahaan garmen yang memproduksi pakaian jenis cassual knitting. PT. Nirwana Alabare Garment berlokasi di Jl. Raya Rancaekek Majalaya 289, Solokan Jeruk Majalaya, Jawa Barat Indonesia sedangkan untuk kantor keuangan berlokasi di Dago Asri C35. Perusahaan merupakan industri baru dan baru mulai beroperasi di Majalaya pada bulan Februari 2016 didirikan oleh Alex Ferdian Santoso dengan jumlah karyawan sebanyak 768 orang dengan komposisi 85 orang tenaga kerja bejenis kelamin pria dan 671 orang bejenis kelamin wanita. Perusahaan ini berdiri dengan luas tanah total 15.768 m 2 . Permodalan pada perusahaan ini merupakan Permodalan Dalam Negeri ( PMDN ) dengan modal dasar sebesar Rp. 8000.000.000,00. Persentase pemasaran perusahaan ini adalah 80 % lokal dan 20% ekspor. Tugas perencanaan dan pengendalian produksi dilakukan oleh bagian Production Planning Inventory Control ( PPIC ) dan follow up. PPIC bertugas untuk membuat jadwal produksi menyesuaikan dengan jadwal masuknya bahan baku dan tanggal shipment yang sudah ditetapkan dan juga menentukan line mana yang akan mengerjakan suatu order. Pengendalian produksi dilakukan oleh follow up dengan memastikan bahwa proses yang dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan danmelakukan evaluasi apabila terdapat proses yang tidak berjalan sesuai rencana. Hal ini dilakukan agar dapat memperbaiki proses kedepannya. Jenis garmen yang diproduksi adalah berupa T-shirt, jacket, leging, skirt, dress, pants. Kapasitas produksi PT. Nirwana Alabare Santosa adalah mampu memproduksi 170.972 pcs /bulan. Proses produksi yang ada adalah persiapan bahan baku, cutting, sewing, finishing dan quality control ( QC ) lalu shipment. Setelah proses produksi selalu melakukan pengendalian mutu, pengendalian mutu dilakukan sejak kain memasuki area warehouse, hingga proses cutting, dan sampai proses pengiriman. PT.Nirwana Alabare Garment belum lama beroperasi dan mesin yang digunakan merupakan mesin baru sehingga tidak ada pemeliharaan yang dijadwalkan khusus. Diskusi yang dibahas adalah seringnya terjadi kehilangan accessories pada sewing line. Hal ini dapat disebabkan karena tidak adanya standar operasional prosedur pada proses penjahitan accessories pada sewing line. Adapun penanggulangan yang dapat diberikan adalah dengan memberikan sosialsasi pentingnya accessories kepada karyawan dan menerapkan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) . Adapaun Standar Operasional Prosedur yang disarankan adalah : 1. Petugas administrasi meminta accessories kepada warehouse sejumlah target perhari yang telah ditetapkan. 2. Administrasi membuat pencatatan awal penerimaan dan setelah proses penjahitan selesai. 3. Operator menyimpan accessories yang belum terpakai pada kantong yang terletak pada mesin jahit. 4. Sebelum pulang operator melakukan penghitungan sisa accessories yang belum terpakai. 5. Accessories tidak diperkenankan hilang. 6. Accessories yang cacat dikembalikan kepada warehouse untuk ditukar dengan yang bagus. 7. Allowance hanya boleh dipergunakan untuk accessories yang rusak. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/993 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 672.94 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 678.2 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 669.13 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Ringkasan.pdf | 673.72 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.