Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/969
Title: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI WORKSHOP DEDEN SISWANTO
Authors: Adhelia, Sulistiyorini
Issue Date: 2017
Abstract: Workshop Deden Siswanto diambil sesuai nama pemilik sekaligus Desainer yang memproduksi berbagai jenis busana mulai dari Ready-to-Wear (RTW) deluxe hingga busana couture. Workshop ini didirikan pada tahun 1995 dengan modal yang sepenuhnya berasal dari dana pribadi Deden Siswanto. Sampai saat ini, Deden Siswanto telah memiliki empat label yang dua diantaranya merupakan label pribadi dari Desainer yaitu Deden Siswanto dan label do withdedensiswanto, serta 2 label yang permodalannya berasal dari investasi dan kerja sama dengan pihak lain yaitu AD Indonesia dan Neusa. Kegiatan produksi busana pesanan klien dan koleksi Desainer dilakukan di workshop Deden Siswanto yang berlokasi di Jalan Sukamulya No. 78 Pasteur Bandung dengan luas tanah sekitar 720 m 2 dan luas bangunan sebesar 600 m . Workshop Deden Siswanto menerapkan struktur organisasi fungsional dalam menjalankan perusahaan dengan wewenang berasal dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dengan jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Karyawan yang bekerja di workshop Deden Siswanto terdiri dari 17 orang karyawan laki-laki dan lima orang karyawan perempuan dengan waktu kerja delapan jam per hari selama enam hari dalam seminggu. Fasilitas yang dimiliki workshop Deden Siswanto antara lain lima mesin jahit, satu mesin obras empat benang, empat mesin bordir, empat setrika, satu alat pembuat lubang mata itik dan satu alat pembuat kancing bungkus. Sarana penunjang yang disediakan di workshop Deden Siswanto yaitu gudang penyimpanan, jaringan internet dan tenaga listrik untuk menunjang proses produksi. Pada bulan Oktober hingga Desember tahun 2016, workshop Deden Siswanto memproduksi berbagai macam jenis busana dengan total 134 potong. Pengamatan selama 64 hari kerja di workshop Deden Siswanto menunjukkan adanya permasalahan pada bagian produksi terutama pada bagian bordir. Diskusi pada bab IV ini didasari oleh kurang efisiennya proses pembuatan desain motif bordir sehingga mengakibatkan hambatan untuk beberapa proses produksi. Pembuatan desain motif bordir masih dilakukan secara manual adalah faktor utama penyebab kendala dan juga beberapa faktor lainnya. Desain motif bordir tidak dikerjakan menggunakan aplikasi desain berbasis komputer dengan sarana penunjang personal computer (PC) yang dinilai lebih efisien dalam segi waktu karena tidak ada staf atau karyawan yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang tersebut. Hasil dari diskusi adalah tawaran dilakukannya upaya perbaikan berupa memperbesar serta memperbanyak hasil desain motif bordir manual dengan memfotokopinya baik digunakan untuk produksi maupun pengarsipan dan pemanfaatan aplikasi desain berbasis komputer untuk pembuatan desain motif bordir. Pengadaan pelatihan pembuatan desain berbasis komputer untuk staf atau karyawan guna memperlancar kegiatan produksi di workshop Deden Siswanto adalah saran yang diajukan. Harapan untuk dipertimbangkannya usulan upaya perbaikan dan saran dapat diterapkan pada workshop Deden Siswanto agar kelancaran produksi semakin meningkat.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/969
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf3.1 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf3.13 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf3.1 MBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf3.13 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.