Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/959
Title: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT TRISULA TEXTILE INDUSTRIES
Authors: Pratiwi, Digita
Issue Date: 2017
Abstract: PT Trisula Textile Industries merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil dari benang hingga menjadi kain. Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1967 oleh Tirta Suherlan dengan 3 orang rekannya dan mengalami banyak perubahan nama perusahaan. PT Trisula Textile Industries berada dikawasan industri yang terletak di Jalan Leuwigajah No. 170, Desa Cigugur Tengah dan Baros, Kecamatan Cimahi Propinsi Jawa Barat. PT Trisula Textile Industries berstatus perusahaan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN). Dengan tanah seluas 135.548 m2 dengan status pemilik Hak Guna Banguan (HGB). Luas bangunan PT Trisula Textile Industries 56.000 m2 . Bangunan tersebut terdiri dari kantor, ruang produksi, masjid, gudang, kantin, koperasi, dan gor. Pada perusahaan ini ada 2 bagian produksi yaitu preparation and weaving, dan dyeing finishing. Pada preparation terdapat 4 unit yaitu texturizing, twisting, warping, dan sizing. Struktur organisasi pada PT Trisula Textile Industries berbentuk garis. Pemimpin tertinggi dipegang oleh Presiden Direktur. Selanjutnya secara vertikal membawahi, Direktur, Ass.Dir, Manager, Asst. Manager, Staf sampai tingkat Non-Management/Operator. Jumlah tenaga kerja di PT Trisula Textile Industries sampai dengan periode Oktober 2016 berjumlah 673 orang. Jenis dan kapasitas produksi PT Trisula Textile Industries yaitu benang tekstur sintetis sebanyak 4.825 ton/tahun, Polyester Fancy Suiting sebanyak 15.987.700 meter/tahun, Kain celup sebanyak 28.382.500 meter/tahun, dan memiliki trade mark yaitu Bellini, Caterina, Lexus, Accura, dan Imperial. Produk- produk tersebut dipasarkan 65% dalam negeri dan 35% luar negeri. Proses produksi di Unit Twisting meliputi pirn winding, twisting (TFO), Vacum Heat Setting (VHS), dan jumbo winder untuk benang pakan. Terdapat 7 macam mesin TFO, untuk yang Low Twist 302 sebanyak 16 unit, 307 sebanyak 7 unit, dan TDN sebanyak 15 unit. Untuk yang High Twist 310F sebanyak 25 unit, 310G sebanyak 54 unit, 310H sebanyak 20 unit, dan 317 sebanyak 9 unit. Sarana penunjang produksi yang tersedia antara lain tenaga listrik PLN dengan daya sebesar 4.300 Kva, tenaga uap dengan 2 buah boiler, tenaga panas, pengolahan air proses, instalasi pengolahan air limbah, dan pergudangan. Dalam laporan terdapat diskusi di bab lima. Diskusi ini dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah rata-rata putus benang pada proses twisting benang NSS 170-84 di mesin merek Murata tipe 310F. Karena standar untuk jumlah rata-rata putus benang twisting di PT Trisula Textile Industries hanya 3%, namun pada kenyataannya setelah dilakukan pengamatan oleh penulis, jumlah rata-rata putus benang NSS 170-84 di mesin merek Murata tipe 310F sebanyak 7,03%. Ini diakibatkan karena faktor mesin, faktor bahan baku, dan faktor manusia. Dan di dapat cara penanggulangannya yaitu pemeliharaan elemen-elemen mesin agar lebih teratur, pemberian lain oil untuk bahan baku yang lengket, dan pelatihan karyawan lama dan baru untuk SOP dan SPC dengan lebih baik lagi. Dan saran dari penulis yaitu untuk diadakan pengendalian bahan baku sebelum proses produksi, ini juga dapat mengurangi penyebab dari jumlah rata-rata putus benang dari faktor bahan bakunya.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/959
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf2.8 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf2.8 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf2.8 MBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf2.8 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.