PEMANFAATAN LIMBAH BUAH KELAPA SEBAGAI ZAT TAHAN API UNTUK TEKSTIL

Abstract

Bahan tekstil disyaratkan untuk dapat memberikan kenyamanan serta mampu melindungi pemakainya dari ancaman lingkungan sekitar. Salah satu perlindungan yang ditawarkan bahan tekstil khusus adalah sifat tahan api. Ketahanan terhadap nyala api dari bahan tekstil dianggap sebagai salah satu properti penting dalam penyempurnaan tekstil oleh industri. Penyempurnaan tahan api adalah suatu cara untuk meningkatkan ketahanan terhadap nyala api bahan tekstil. Bahan kimia berbasis fosfor-nitrogen dan unsur halogen dengan kombinasi melamin cukup populer digunakan sebagai zat tahan api. Zat-zat kimia tersebut dapat menempel pada kulit anak-anak, terhirup dari furnitur, karpet, dan tenda serta berdampak buruk bagi lingkungan. Studi ini menggunakan limbah kelapa ( Cocos nucifera ) yang diekstraksi sebagai zat tahan api yang bersifat ramah lingkungan, asam sitrat sebagai zat ikat silang bebas formaldehid dan diammonium posfat ( DAP ) sebagai katalis. Limbah kelapa yang digunakan adalah bagian mesokarp kelapa. Ekstrak mesokarp kelapa memiliki senyawa aktif seperti tanin, silikat, fenol, tanin

( diamati dari analisis fitokimia ) , serta logam dan mineral bermuatan positif seperti Silika ( Si ) , Natrium ( Na ) , Kalium ( K ) , Kalsium ( Ca ) , Magnesium ( Mg ) , dan Klorida ( Cl ) yang mampu menghambat perambatan nyala api. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan teknologi penyempurnaan yang memiliki sifat tahan api yang baik yang dapat digunakan sebagai alternatif penyempurnaan tahan api dengan proses yang mudah. Metode yang digunakan adalah metode perendaman dan benamperaspengeringan-pemanasawetan. Ekstrak kelapa diaplikasikan dengan metode perendaman pada dua konsentrasi ( 1:2 dan 1:4) dan dua kondisi pH ( 4 dan 9) kemudian dievaluasi ketahanan terhadap nyala api. Sampel dengan ketahanan api yang baik dilakukan proses lanjutan dengan asam sitrat ( 100 g/l ) dan diammonium posfat ( 60 g/l ) dengan metode benamperas-pengeringanpemanasawetan kemudian dilakukan evaluasi ketahanan terhadap nyala api. Sifat tahan api dari kain kapas yang tidak diproses dan diproses di evaluasi dengan sifat mudah terbakar cara vertikal. Kain dengan sifat tahan api yang paling baik diselidiki lebih lanjut untuk ketahanan pencucian dengan mengikuti rangkaian 1 dan 5 siklus pencucian dan pengeringan. Kain yang dicuci dilakukan evaluasi tahan api lebih lanjut dengan uji sifat mudah terbakar cara vertikal. Komposisi fisikokimia dari kain kapas yang diproses ekstrak mesokarp dengan dan tanpa proses lanjutan asam sitrat dianalisis dengan Fourier transform infrared, pemindaian mikroskop elektron, dan spektroskopi sinar-X dispersif-energi. Selain itu dilakukan evaluasi terhadap permeabilitas udara, perpindahan kelembaban dalam bentuk cairan, fitur fisik kain dan kekuatan tarik kain. Hasil penelitian menunjukkan kain dengan pengerjaan ekstrak mesokarp kelapa memiliki sifat tahan api yang baik dibandingkan dengan kain yang tidak diproses. Konsentrasi dan pH ekstrak mesokarp kelapa berpengaruh terhadap ketahanan terhadap nyala api. Ketahanan terhadap nyala api paling baik diperoleh dengan nilai waktu nyala 0 detik, waktu bara 36,8 detik dan panjang arang 10,5 cm untuk kain yang diproses ekstrak limbah kelapa dengan konsentrasi 1:4 dalam kondisi alkali ( pH=9 ) . Penggunaan zat ikat silang asam sitrat dan DAP sebagai proses lanjutan penyempurnaan ekstrak mesokarp kelapa mampu meningkatkan ketahanan terhadap nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan zat ikat silang asam sitrat dan diammonium posfat sebagai katalis memiliki efek sinergis dengan ekstrak mesokarp kelapa sebagai penghambat api. Dengan proses lanjutan asam sitrat dan DAP, diperoleh ketahanan terhadap nyala api paling baik dengan waktu nyala dan waktu bara 0 detik serta panjang arang 14,9 cm. Kata Kunci : Ekstrak mesokarp kelapa, asam sitrat, tahan api, daya tahan cuci