Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/551
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorDery, Firmansyah-
dc.date.accessioned2022-12-19T03:08:04Z-
dc.date.available2022-12-19T03:08:04Z-
dc.date.issued2014-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/551-
dc.description.abstractPT Wiska merupakan perusahaan berbadan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang bergerak di bidang industri tekstil yang didirikan pada tanggal 5 Maret 1973 dengan status permodalan berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan modal pribadi dari tiga keluarga yang masih mempunyai ikatan persaudaraan. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Raya Bandung-Garut, Km 20,9 Rancaekek, Desa Sayang, Kecamatan Cikeruh, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat dengan luas lahan sebesar 27.153 m 2 dengan luas bangunan 17.727 m 2 , dan sisanya lahan fasilitas seluas 9.426 m 2 yang dipergunakan sebagai lahan parkir, sarana peribadatan, dan lahan hijau. Struktur organisasi PT Wiska berbentuk garis dengan kekuasaan tertinggi berada pada Presiden Direktur. Jumlah tenaga kerja sampai awal bulan Mei 2014 adalah sebanyak 560 orang karyawan dengan persentase latar belakang pendidikan lulusan SD 5%, SMP 10%, SMA 60%, dan perguruan tinggi 25%. Kegiatan proses produksi yang dilakukan di PT Wiska meliputi proses persiapan penyempurnaan, pencelupan, dan penyempurnaan dengan kapasitas produksi 1.200.000 yard/bulan. Proses produksi dilakukan untuk kain rajut berupa handuk dengan bahan baku kapas-poliester (80%-20%), brukat dengan bahan baku nylonpoliester (60%-40%), dan kain berbahan dasar serat poliester seperti taplak, vitrage, tille, paragon, bis selimut, kain sepatu, dan marquisette. Departemen PencelupanPenyempurnaan PT Wiska dilengkapi sarana mesin-mesin produksi seperti mesin Haspel, Jet Flow, Jet Dyeing, Stenter, Polyshering, Raising, Brushing dan mesin lainnya. Hasil produksi dipasarkan untuk 70% ekspor dengan negara tujuan seperti Malaysia, Swedia, Kanada, Australia, India, Timur Tengah, Taiwan, dan Jepang. Pemasaran dalam negeri sebesar 30% difokuskan untuk kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, Sukabumi, Semarang, Medan dan Ujung Pandang, dengan sistem makloon dan order. Sarana penunjang proses produksi PT Wiska meliputi tenaga listrik yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan daya sebesar 1.110 kVA dan tegangan 380 volt, tenaga uap diperoleh dari steam boiler 2 buah dan boiler oil 4 buah, serta pendingin. Kebutuhan air proses diperoleh dari sumur artesis dengan kedalaman kurang lebih 150 meter sebanyak 3 buah dengan kapasitas masing-masing 500 m 3 /hari. Sarana penunjang lainnya berupa laboratorium, pergudangan, dan instalasi pengolahan air limbah yang hasil limbahnya telah memenuhi persyaratan baku mutu limbah untuk industri tekstil sesuai SK Gubernur No.6 tahun 1999. Pada tinjauan khusus akan dibahas mengenai analisa cacat flek kuning pada kain handuk dengan menggunakan data cacat produksi bulan Desember 2013. Cacat pada produksi kain handuk yaitu sebesar 5,95% dari produksi keseluruhan atau 17,88% dari produksi kain handuk. Perbaikan tersebut melebihi batas toleransi maksimal terhadap cacat atau ketidaksesuaian sebesar 5% dari produksi keseluruhan. Cacat yang terjadi antara lain flek kuning, warna lebih muda, kotor, luntur, dan warna tidak rata (belang). Persentase penanganan cacat difokuskan pada jumlah cacat terbesar, yaitu cacat flek kuning untuk dicari penyebab dan solusi penanganannya. Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi produksi, cacat flek kuning dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu material dan mesin. Penggunaan zat pelembut golongan kationik dan air yang tidak tepat menjadi faktor material dalam penyebab cacat, sedangkan faktor mesin disebabkan oleh adanya komponen mesin dan alat pengangkut kain yang berkarat. Persentase jumlah cacat flek kuning dapat ditekan dengan cara, yaitu melakukan penyaringan sebelum zat pelembut digunakan, melakukan pengecekan pada air yang akan digunakan serta menurunkan kesadahan menjadi 3 dh sesuai dengan persyaratan minimum air proses basah tekstil, dan melakukan pengecekan rutin terhadap komponen yang rentan berkarat terutama komponen yang sering terkontak langsung dengan kain produksi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titleLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGADI PT. WISKAen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Kimia Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf174.15 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.