SUATU PENGAMATAN PENGARUH USIA PEMAKAIAN TRAVELLER KANAI TIPE NFC 2/0 TERHADAP HAIRINESS DAN KETIDAKRATAAN BENANG CM 40/1 K DI MESIN RING SPINNING TOYODA TIPE RY-2

Abstract

Traveller adalah salah satu alat pada mesin ring spinning yang berfungsi untuk memberikan antihan pada benang serta menghantarkan benang yang keluar dari rol depan agar dapat digulung dengan baik pada cop atau bobin. Traveller ini terbuat dari baja yang lebih lunak dibandingkan dengan ringnya. Selama bekerja traveller ini akan mengalami gesekan dengan benang dan juga dengan ringnya. Dengan adanya gesekan-gesekan tersebut traveller akan menjadi aus dalam jangka waktu tertentu. Keausan tersebut terjadi pada saat bertambahnya usia traveller karena pemakaian yang akan mengakibatkan penurunan mutu benang, yaitu ketidakrataan dan hairiness pada benang yang dihasilkan. Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan tingkat kelayakan pakai dari traveller. Dalam pelaksanaan produksi benang CM 40/1 K pada mesin ring spinning Toyoda tipe RY-2 PT. World Yamatex Spinning Mills menggunakan traveller merk Kanai NFC 2/0. Menurut informasi dari bagian Quality Control ( QC ) untuk penggantian traveller tersebut dilakukan setelah 14 hari masa pakai dengan nilai ketidakrataan dan hairiness benang yang masih dalam batas toleransi. Dalam pemakaian traveller ini, belum ada standar baku mengenai penggantian traveller terutama pada jangka waktu pemakaian tertentu. Sehubungan dengan hal di atas, maka dilakukan pengamatan dengan mengambil 6 variasi usia pemakaian traveller yaitu pada hari ke-1, hari ke-3, hari ke-7, hari ke-10, hari ke-12 dan hari ke-14. Kemudian dari masing-masing hasil benang dari variasi tersebut diuji terhadap ketidakrataan dan hairiness benangnya. Hasil pengamatan dan pengolahan data didapat bahwa seiring dengan bertambahnya usia pakai traveller sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah ketidakrataan dan hairiness benang. Dari diskusi didapat bahwa traveller merk Kanai NFC 2/0 yang dipakai hingga 14 hari disarankan menjadi 12 hari dengan hasil mutu benang yang optimal dan masih dalam batas toleransi standar mutu benang perusahaan.