Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/32
Title: | PENGAMATAN PENGARUH PERBEDAAN NOIL PIMA 8% DENGAN 15% TERHADAP HASIL KETIDAKRATAAN SLIVER PADA MESIN COMBING TOYOTA TIPE VC5A |
Authors: | Eva, Novriyanti |
Issue Date: | 2014 |
Abstract: | Pada mesin combing merupakan mesin yang digunakan dalam memproses bahan baku yang akan dijadikan benang combed ataupun benang-benang yang halus. Pada proses pembuatan benang, mutu sliver merupakan salah satu faktor penting yang menunjang mutu benang yang akan dihasilkan. Hasil dari mesin combing adalah sliver combing. Mutu dari sliver combing berkaitan erat dengan kandungan serat pendek, kotoran, neps, kerataan panjang serat dan pelurusan serat. Fungsi mesin combing adalah memisahkan serat pendek, menyisir serat agar lurus dan sejajar. Pemisahan serat pendek pada prinsipnya dilakukan untuk memperbaiki ketidakrataan panjang serat pada sliver yang dihasilkan. Serat pendek yang dipisahkan berupa limbah dari mesin combing yang biasa disebut Noil. Besarnya noil bisa diatur dan dinyatakan dalam persentase. Pemisahan serat pendek atau noil ini dipengaruhi oleh berberapa penyetelan dan diantaranya adalah pengaruh dari top comb. Besar kecilnya jumlah serat pendek dan kotoran yang dipisahkan dipengaruhi oleh top comb dengan kedalaman sisir dalam menebus lapisan lap ketika proses pencabutan berlangsung. Jumlah serat pendek dan kotoran mempengaruhi ketidakrataan sliver yang dihasilkan. Makin banyak serat pendek yang dipisahkan maka makin tinggi persentase serat panjang yang dikandung atau dengan kata lain makin baik kerataan panjang seratnya. Dari hasil pengujian dan analisa statistik yang dilakukan, menunjukan bahwa perbandingan persentase noil yang berbeda akan berpengaruh terhadap hasil ketidakrataan sliver. Lebar top comb mempengaruhi nilai persentase noil, noil 8% dengan lebar top comb 82 mm mendapatkan hasil ketidakrataan sliver ( U% ) 3,37 sedangkan persentase noil 15% dengan lebar top comb 85 mm mendapatkan hasil ketidakrataan sliver ( U% ) 3,16. Maka lebih baik menggunakan persentase noil 15 % karena ketidakrataanya rendah, pemisahan serat pendeknya lebih banyak, sehingga sliver yang dihasilkan lebih rata. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/32 |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 279.08 kB | Adobe PDF | View/Open | |
BAB II.pdf | 464.25 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.