SUATU PENGAMATAN PENGARUH PERUBAHAN PENYETELAN JARAK BOTTOM ROLL TERHADAP KEKUATAN DAN KETIDAKRATAAN BENANG CM Ne 1 30 PADA MESIN RING SPINNING TOYODA TIPE RY-2

Abstract

Pada mesin ring spinning terdapat proses peregangan yang dilakukan oleh pasangan rol peregang yang terdiri dari back roll, midle roll dan front roll. Dari satu rol ke rol lainnya mempunyai jarak yang disebut roll gauge. Tentunya roll gauge ini akan mempengaruhi mutu dari benang yang diproses. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setting jarak terhadap kekuatan dan ketidakrataan benang Cm Ne 1 30, maka dilakukan pengujian dengan cara merubah setting jarak antara front roll dan midle roll dimesin ring spinning. Variasi jarak yaitu adalah : 1. 44 mm jarak rol depan ke rol tengah, 55 jarak rol tengah ke rol belakang 2. 45 mm jarak rol depan ke rol tengah, 55 jarak rol tengah ke rol belakang Untuk mengetahui hasil kekuatan dan ketidakrataan dari benang tersebut maka dilakukan pengujian kekuatan benang dengan menggunakan alat Uster Tensorapid dan ketidakrataan benang ( U% ) dengan menggunakan alat Uster Evenes Tester. Setelah akhir proses ternyata dengan menggunakan setelan 44 mm jarak rol depan ke rol tengah, 55 jarak rol tengah ke rol belakang diperoleh kekuatan benang sebesar 269,29 gram/helai dan ketidakrataan sebesar 10,16%. Sedangkan dengan menggunakan setelan 45 mm jarak rol depan ke rol tengah, 55 jarak rol tengah ke rol belakang diperoleh kekuatan sebesar 271,13 gram/helai dan ketidakrataan sebesar 9,21%. Berdasarkan pengamatan dan pengujian yang dilakukan, untuk mendapatkan mutu yang baik sesuai standar perusahaan dari benang CM Ne 1 30 dengan panjang serat 1,17 inchi menggunakan mesin Toyoda tipe RY2 maka disarankan menggunakan setelan bottom roll 45 mm jarak antara rol depan ke tengah, 55 mm jarak antara rol tengah ke rol belakang