Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/309
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSyahrul, Alam-
dc.date.accessioned2022-11-23T08:01:44Z-
dc.date.available2022-11-23T08:01:44Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/309-
dc.description.abstractSetiap industri pertenunan pasti akan menjaga efisiensi produksinya tetap tinggi. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah frekuensi mesin berhenti, karena berkaitan dengan efisiensi. Salah satu penyebeb mesin berhenti adalah kegagalan dalam proses peluncuran pakan, yaitu pakan tidak sampai. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peralatan peluncuran pakan harus sesuai dengan karakteristik benang yang digunakan. Salah satu peralatan peluncuran pakan pada mesin tenun air jet adalah sub nozzle. Sistem kerja sub nozzle adalah menyemburkan udara berurutan sesuai dengan urutannya sehingga benang pakan sampai ke ujung kain. Apabila ketinggian sub nozzle tidak optimal, maka dalam menyemburkan angin akan tidak teratur dan akan terjadi pakan tidak sampai. Perubahan jumlah sub nozzle di sub valve diatur secara bervariasi. Pengujian dilakukan dengan 3 variasi ketinggian sub nozzle, terdiri dari 2 strip ( 1 cm ) , 3 strip ( 1,5 cm ) dan 4 strip ( 2 cm ) . Pengujian pertama menggunakan ketinggian sub nozzle 2 strip ( 1 cm ) yang digunakan oleh perusahaan sebagai pembanding, pengujian kedua menggunakan ketinggian sub nozzle 3 strip ( 1,5 cm ) , dan terakhir menggunakan ketinggian sub nozzle 4 strip ( 2 cm ) . Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan ketinggian sub nozzle yang optimal, mengurangi terjadinya pakan tidak sampai dan meningkatkan mutu produksi. Berdasarkan pengujian dan pengamatan selama praktek kerja lapangan, didapatkan data-data hasil pengujian pakan tidak sampai per shift untuk masingmasing ketinggian sub nozzle. Ketinggian sub nozzle 2 strip ( 1 cm ) menghasilkan rata-rata pakan tidak sampai sebanyak 27,22 kali per shift, ketinggian sub nozzle 3 strip ( 1,5 cm ) menghasilkan rata-rata pakan tidak sampai 9,78 kali per shift, dan ketinggian sub nozzle 4 strip ( 2 cm ) menghasilkan rata-rata pakan tidak sampai 20 kali per shift. Berdasarkan hal itu, ketinggian sub nozzle yang optimal menghasilkan rata-rata jumlah pakan tidak sampai paling sedikit adalah ketinggian sub nozzle 3 strip.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titleSTUDI PEMBUATAN CORAK BARU SERTA PENGUJIAN TAHAN GOSOK DAN TAHAN JEBOL PADA KAIN DOUBLE NEEDLE DI CORAK DN 93196 A DI MESIN RAJUT LUSI MEREK KARLMAYER TIPE RD7/2-12en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf295.07 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf184.49 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf156.65 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf139.34 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.