Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/290
Title: | PENGARUH TEKANAN UDARA NOZZLE TERHADAP JUMLAH KNOT PER METER DAN KNOT RETENTION DALAM PEMBUATAN BENANG INTERLACE NSY D 150/48 DI MESIN BARMAG FK6-80 |
Authors: | Ilham, Kamaludin |
Issue Date: | 2016 |
Abstract: | Benang tekstur interlace adalah benang tekstur yang telah memalui proses lanjut yaitu dengan cara melewatkan benang tekstur pada suatu nozzle, dalam nozzle itu ditiupkan udara bertekanan tertentu pada benang sehingga dapat menimbulkan efek tertentu pada benang tersebut berupa simpul ( knot ) dan bak. Mekanisme terbentuknya efek interlace berupa simpul dan bak pada benang tekstur adalah ketika sekumpulan filamen benang lewat melalui saluran benang dari suatu nozzle, filamen tersebut akan memisah dari badan benang dibawah pengaruh aliran semburan udara dan pasangan pusaran. Maka akan berputar di sekitar sumbunya sendiri atau sumbu lain pada ruang dan posisi yang berbeda di dalam daerah pusaran sehingga kumpulan filamen akan saling mengikat dan membentuk simpul. Proses pemberian knot pada benang tekstur ini dinamakan proses interlace. Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati variasi penggunaan udara bertekanan pada mesin Draw Texture Barmag FK6-80 untuk pembuatan tekstur Interlace NSY 150/48. Tekanan udara yang digunakan untuk pengamatan adalah 3,0 Bar, 3,2 Bar, 3,5 Bar, 3,7 Bar dan 4,0 Bar. Pada pembuatan benang Interlace menggunakan nozzle Heberlein type P212 di PT Panasia Indo Resources Tbk Divisi Unit Benang. Hasil dari pengujian dibuktikan bahwa ketika tekanan udara dinaikkan maka jumlah knot cenderung meningkat sedangkan tenacity dan elongation benang relatif sama, pengamatan yang dilakukan dengan tekanan udara sebesar 3,0 Bar, 3,2 Bar, 3,5 Bar, 3,7 Bar dan 4,0 Bar. Jumlah knot yang yang dihasikan oleh semua perbandingan tekanan udara sudah masuk memenuhi standar perusahaan. Namun dalam knot retention tekanan udara 3,0 Bar dan 3,2 Bar tidak memenuhi standar perusahaan dan tekanan udara 3,5 Bar, 3,7 Bar dan 4,0 Bar untuk knot retention sudah memenuhi standar. Dengan dugaan sementara semakin tinggi tekanan udara yang di pakai, semakin bertambah jumlah knot/meter dan knot retention meningkat. Dalam penggunaan yang paling sedikit konsumsi udara bertekanan tetapi masih masuk kedalam standar perusahaan jumlah knot/meter dan knot retention adalah penggunaan tekanan udara 3,5 Bar. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/290 |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 808.9 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 186.14 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 1.55 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 173.57 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.