Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/270
Title: PENGARUH MODIFIKASI TENSION APRON FIX SYSTEM MENJADI APRON SPRING SYSTEM TERHADAP KETIDAKRATAAN DAN KEKUATAN TARIK BENANG DI MESIN RING SPINNING FRAME HOWA TYPE UA 33E
Authors: Aulia, Tanjung Kulon
Issue Date: 2016
Abstract: PT Dhanar Mas Concern 1 membuat benang salah satunya benang Ne 1 24, dalam memperhatikan kualitas hasil produksi, maka PT Dhanar Mas Concern 1 memperhatian pencapaian ketidakrataan benang agar memenuhi standar. Terdapat apron yang sudah dalam batas pemakaian apron. Pergantian apron yang semula apron fix system diganti dengan apron spring system. Salah satu penyebab ketidakrataan karena peralatan mesin, ketidakrataan benang dapat terjadi karena perbedaan penggunaan apron. Maksud dan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan apron dan apron mana yang menghasilkan ketidakrataan dan kekuatan tarik benang yang memenuhi standar. Percobaan dilakukan di mesin ring pinning frame howa type UA 33 E dengan menggunakan apron berbeda yaitu apron fix system ( 36,7 x 31 x 1,2 ) mm dan apron spring system ( 73 x 33 x 1,3 ) mm dalam 1 kali proses. Hasil dari percobaan kemudian diuji dan dibandingkan hasilnya dengan standar perusahaan. Hipotesis yang diambil H 0 diterima, maka tidak adanya pengaruh penggunaan apron terhadap ketidakrataan dan kekuatan tarik benang, dan H 1 diterima, maka terdapat pengaruh penggunaan apron terhadap ketidakrataan dan kekuatan tarik benang. Setelah melakukan percobaan didapatkan hasil apron fix system ketidakrataan 8,47 %, kekuatan tarik 33,22 cN/tex, dan apron spring system ketidakrataan 8,25%, kekuatan tarik 34,74 cN/tex. Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan metoda F-test dan t test, untuk ketidakrataan nilai F hitung , dengan nilai F hitung = 1,414 dan F tabel = 3,18 maka kedua hasil tersebut memiliki variasi yang sama. Sedangkan t hitung > t tabel , dengan nilai t hitung < F t abel = 2,80 dan t tabel = 2,10 maka hasil tersebut memiliki rata-rata ketidakrataan benang yang berbeda, sedangkan dalam analisis F-test dan t test untuk kekuatan tarik benang ( CN/Tex ) nilai F hitung < F tabel , dengan nilai F hitung = 1,068 dan F tabel = 3,18 maka kedua hasil tersebut memiliki variasi yang sama, t hitung > t tabel, dengan nilai t hitung = 4,317 dan t tabel = 2,10 maka kedua hasil tersebut memiliki kekuatan tarik benang yang berbeda. Hasil pengujian dan data hasil perhitungan statistik menunjukkan, bahwa penggunaan apron fix system dan spring system berpengaruh terhadap ketidakrataan dan kekuatan tarik benang. Apron spring system menghasilkan ketidakrataan dan keuatan tarik benang lebih baik dari apron fix system.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/270
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf210.71 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf159.33 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf158.65 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf141.44 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.