Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/264
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Ahmad, Safei | - |
dc.date.accessioned | 2022-11-22T04:05:20Z | - |
dc.date.available | 2022-11-22T04:05:20Z | - |
dc.date.issued | 2016 | - |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/264 | - |
dc.description.abstract | Pada proses produksi perajutan banyak sekali permintaan konsumen yang harus dipenuhi seperti corak, panjang kain, lebar kain, panjang corak per cm. Sehingga ada bagian mesin tertentu yang harus dirubah contohnya perubahan skala stitch. Perubahan skala stitch berpengaruh terhadap kerapatan, panjang kain per corak dan berat kain. Dalam persaingan dunia industri tekstil kualitas sangat berpengaruh pada harga jual dan kepercayaan pelanggan, maka dari itu pengetahuan terhadap pengaruh perubahan skala stitch sangat perlu untuk diketahui dan diteliti. Seperti halnya kekuatan jebol kain dan kebutuhan benang, maka dari itu pembuktian pengaruh perubahan skala stitch terhadap tahan jebol kain dan kebetuhan benang sangat dibutuhkan agar hasil yang didapat bisa dipakai perusahaan sebagai acuan. Pengaruh perubahan skala stitch terjadi pada putaran rol penarikan dan rol penggulungan yang menghasilkan jeratan yang lebih panjang atau pendek, semakin panjang jeratan maka kain akan semakin jarang akan tetapi jika jeratan semakin pendek maka kain akan semakin rapat. Jika skala stitch yang dipakai semakin besar maka hasil kain akan semakin rapat tetapi jika semakin kecil skala stitch maka hasil kain akan semakin jarang. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan putaran antara roda gigi A dan roda gigi B yang mengakibatkan hal tersebut, semakin kecil ukuran roda gigi A dan semakin besar ukuran roda gigi B maka akan semakin besar skala stitch nya tetapi semakin besar ukuran roda gigi A dan semakin kecil ukuran roda gigi B maka skala stich nya akan semakin kecil. Adapun skala stitch yang dipakai adalah 7,61, 9,76 dan 11,13 skala ini dipilih karena sering dipakai pada proses produksi di departemen jacquard II. Setelah dilakukan pengujian dan perhitungan pada contoh uji dapat terlihat bahwa skala stitch yang dipakai berpengaruh terhadap kerapatan kain sehingga tahan jebol kain dan kebutuhan benang pun menunjukan hasil yang berbeda pada tiap skalanya. Adapun hasil yang didapat pada pengujian adalah sebagai berikut pada skala stitch 7,61 menghasilkan tahan jebol rata-rata 6,3 kg/cm 2 dan kebutuhan benang 36.909 gram/200 meter kain, pada skala stitch 9,76 menghasilkan tahan jebol rata-rata 8 kg/cm 2 dan kebutuhan benang 47.185 gram/200 meter kain, pada skala stitch 11,13 menghasilkan tahan jebol rata-rata 9,3 kg/cm 2 dan kebutuhan benang 54.350 gram/200 meter kain. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar skala stitch maka akan semakin rapat kain, semakin besar tahan jebol kain dan semakin banyak benang yang dibutuhkan. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.title | PENGARUH SKALA STITCH TERHADAP TAHAN JEBOL DAN KEBUTUHAN BENANG PADA PEMBUATAN KAIN VITRASE DENGAN CORAK JV.12642 DI MESIN RAJUT LUSI JACQUARD KARL MAYER TIPE RJSC 4 F-NE | en_US |
dc.type | Other | en_US |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 186.17 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 392.69 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 884.7 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 146.4 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.