Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/24
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorDadang, Darmawan-
dc.date.accessioned2022-11-04T07:32:50Z-
dc.date.available2022-11-04T07:32:50Z-
dc.date.issued2014-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/24-
dc.description.abstractDalam proses produksi kain grey di PT Mahameru, sering terjadi hambatan yaitu mesin berhenti (stoppage) dengan melebihi standar kegagalan pakan yaitu 1 kali per jam. Berhentinya mesin tenun ketika proses produksi dapat terjadi karena beberapa faktor, baik itu secara disengaja (faktor manusia) maupun tidak disengaja (indikasi yang dapat menyebabkan mesin tenun berhenti karena kegagalan proses). Tingginya frekuensi mesin tenun berhenti akan mengakibatkan efisiensi mesin tenun menurun. Dengan terjadinya hal tersebut maka dilakukan pengamatan terhadap salah satu faktor yang dapat menyebabkan mesin tenun berhenti, yaitu kegagalan proses peluncuran benang pakan. Kegagalan proses peluncuran benang pakan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, yakni kondisi dan penyetelan peralatan bagian mesin, tekanan udara, dan kekuatan dari benang pakan itu sendiri. Adapun salah satu peralatan yang digunakan dalam proses peluncuran benang pakan tersebut yaitu sub nozzle, dimana sub nozzle tersebut berfungsi membantu kerja main nozzle dalam meluncurkan benang pakan di sepanjang saluran peluncur pakan. Pada skripsi ini, penyetelan sub nozzle yang di bahas yakni mengenai tekanan udara sub nozzle. Variasi penyetelan sub nozzle yang berbeda-beda dari mulut nozzle sampai bidang permukaan benang pakan, semakin jauh jarak hembusan udara dari mulut nozzle, kecepatan udaranya akan semakin menurun, sehingga mengakibatkan gaya dorong hembusan udara dari nozzle akan semakin berkurang. Untuk mendukung percobaan tersebut, kecepatan udara sub nozzle perlu divariasikan, yakni dengan menyetel tekanan udara sub nozzle. Variasi penyetelan tekanan udara sub nozzle yakni 2,70 kgf/cm 2 , 3,00 kgf/cm , 3,30 kgf/cm 2 , 3,60 kgf/cm 2 , 3,90 kgf/cm 2 . Pengamatan terhadap jumlah kegagalan pakan pada masing-masing percobaan dilakukan per shift sebanyak 20 kali pengamatan untuk tiap variasi tekanan udara. Berdasarkan pengolahan data hasil percobaan dengan menggunakan teori statistik sebaran poisson, didapat bahwa rata-rata kegagalan pakan yang paling rendah, yakni pada percobaan yang menggunakan tekanan udara sub nozzle 3,30 kgf/cm , dengan diperoleh rata-rata frekuensi kegagalan pakan 12 kali. Maka penyetelan pasangan variasi tekanan udara dengan tekanan udara sub nozzle 3,30 kgf/cm tersebut yang paling tepat untuk benang filamen jenis DTY 75-144.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePENGAMATAN TENTANG PENGARUH TEKANAN UDARA SUB NOZZLE TERHADAP KEGAGALAN PAKAN UNTUK BENANG PAKAN FILAMEN JENIS DTY 75-144 PADA MESIN TENUN AIR JET TOYODA TIPE JA2S/F-190CM-MF- T600en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf241.6 kBAdobe PDFView/Open
BAB II.pdf801.65 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.