Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/203
Title: SUATU PENGAMATAN TENTANG PENGARUH SKALA UKUR TEGANGAN BENANG PADA BOOM DI MESIN RAJUT LUSI TRICOT MEREK KARL MAYER KE-2 TERHADAP CACAT KAIN HORIZONTAL
Authors: Asep, Ahmad Fauzi
Issue Date: 2015
Abstract: PT Idar Buana mempunyai mesin rajut lusi tricot, pembuatan kain yang banyak dikerjakan karena produksinya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis mesin rajut lainnya. Hal yang harus dipertahankan adalah mutu dan kualitas dari pembuatan kain itu sendiri, untuk terus dipercaya oleh konsumen. Banyak faktor terjadinya kain rusak atau cacat salah satunya cacat kain kearah pinggir atau horizontal, ini timbul karena tegangan benang yang tidak stabil. Penyebab tidak stabilnya tegangan benang karena boom yang terpasang bisa terlalu cepat atau lambat pengulurannya, sementara pembuat jeratan dan penggulungan pergerakannya konstan, sehingga tegangan benang akan berpengaruh terhadap cacat kain yang dihasilkan. Penyetelan tegangan boom bisa disesuaikan, dilihat dari penuh dan tidaknya benang yang terpasang pada boom. Seharusnya sistem penguluran positif sangat menguntungkan terhadap hasil kain yang bisa mengatur tegangannya sendiri sampai benang habis, karena sebagian hal yang terjadi Bagian Produksi melepas alat otomatisasi pengatur tegangan tersebut. Pengaturan skala tegangan menjadi manual membuat operator harus lebih menjaga tegangannya stabil agar tidak terus timbul cacat horizontal yang terjadi. Cara untuk mengetahui standar skala boom terhadap mutu yang dihasilkan pada saat proses pembuatan kain berjalan terlihat kenampakan kain cacat ke arah horizontal, periksa diameter boom atas dan bawah juga periksa tegangan benang memakai alat tension meter. Proses demikian bisa terlihat untuk selanjutnya mengatur skala ukur tegangan benang anatara bar 1 dan bar 2. Dari rata-rata hasil pengamatan, tegangan kain bar 1 bisa diatur jika angka yang berada di alat tension meter turun menjadi 2 gram dari angka normal yaitu 4 gram. Sementara bar 2 bisa diatur tegangan benang boom, jika angka alat ukur tension meter turun menjadi 1,5 gram dari angka normal yakni 3 gram. Dapat disimpulkan bahwa hasil dari alat tension meter harus tetap terjaga tegangannya meskipun diameter boom berubah-ubah, dan menjadikan operator PT. Idar Buana lebih bisa memperhatikan mutu kain yang dihasilkan.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/203
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf216.05 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf165.28 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf138.04 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf135.33 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.