Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/201
Title: | PENGARUH INTERMINGLING PRESSURE TERHADAP MUTU BENANG POLIESTER DRAW TEXTURE YARN D 150/48 IM DH S di MESIN MURATA 33H MARCH CRIMPER |
Authors: | Rahmarani, Datau |
Issue Date: | 2015 |
Abstract: | Benang tekstur intermingling atau lebih dikenal dengan benang tekstur interlace adalah benang tekstur yang telah melalui proses lanjut yaitu dengan cara melewatkan benang tekstur pada suatu nozzle, dimana dalam nozzle itu ditiupkan udara bertekanan tertentu pada benang sehingga dapat menimbulkan efek tertentu pada benang tersebut berupa simpul ( knot ) dan bak. Mekanisme terbentuknya efek intermingling berupa simpul dan bak pada benang tekstur adalah ketika sekumpulan filamen benang lewat melalui saluran benang dari suatu nozzle, filamen tersebut akan memisah dari badan benang dibawah pengaruh aliran semburan udara dan pasangan pusaran. Kemudian akan berputar di sekitar sumbunya sendiri atau sumbu lain pada ruang dan posisi yang berbeda didalam daerah pusaran sehingga kumpulan filamen akan saling mengikat dan membentuk simpul. Proses pemberian knot pada benang tekstur ini dinamakan proses intermingling. Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati variasi penggunaan udara bertekanan ( intermingling pressure ) pada mesin Draw Texture Murata 33H March Crimper untuk pembuatan tekstur Interminglingn ( IM ) 150/48 DH S. Intermingling pressure yang digunakan untuk pengamatan adalah 3,0 Bar, 3,5 Bar dan 4,0 Bar. Pada pembuatan benang Intermingling ( IM ) menggunakan nozzle Murata 1,6 di PT. Indo-Rama Synthetics Tbk Divisi Polyester Departemen DTY CP-1. Hasil dari pengujian dibuktikan bahwa ketika intermingling pressure dinaikkan maka jumlah knot cenderung meningkat sedangkan tenacity dan elongation benang relatif sama, pengamatan yang dilakukan dengan intermingling pressure sebesar 3,0 Bar, 3,5 Bar dan 4,0 Bar. Jumlah knot yang yang dihasikan oleh intermingling pressure 3,5 Bar dan 4,0 Bar masuk dalam kategori/standar IM ( Intermingling ) , sedangkan 3,0 Bar masuk dalam kategori SIM ( Soft Intermingling ) . Untuk knot retention 1 dan Knot Retention 2 benang ketiga variasi tersebut masuk dalam standar perusahaan. Penggunaan yang paling sedikit konsumsi udara bertekanan tetapi masih masuk kedalam standar perusahaan jumlah knot/meter, knot retention 1 dan knot retention 2 adalah penggunaan intermingling pressure 3,5 Bar. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/201 |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 187.65 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 181.81 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 140.72 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 152.31 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.