Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/199
Title: | PENGAMATAN PENGARUH WINDING SPEED TERHADAP HAIRINESS BENANG POLIESTER 100% Ne1 40 HIGH TWIST PADA MESIN WINDING MERK SAVIO POLAR L NON WAX |
Authors: | Nurul, Azizah A. |
Issue Date: | 2015 |
Abstract: | Kualitas benang yang dihasilkan oleh perusahaan pemintalaan adalah hal yang mutlak perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Akhir-akhir ini di PT Superbtex terjadi penurunan kualitas benang, kualitas benang yang dimaksud adalah kenaikan jumlah hairiness ( bulu-bulu benang ) yang dihasilkan. Hal ini menjadi keluhan dari konsumen dikarenakan tidak sesuai dengan standar yang konsumen inginkan yakni maksimal sebesar 6,30 cm/1cm sedangkan yang dihasilkan perusahaan sebesar 6,50 cm/1cm. Hal tersebut menarik untuk diamati, karena benang poliester Ne 1 40 high twist ini di proses pada mesin ring spinning terbaik di PT Superbtex tetapi masih menghasilkan hairiness ( bulu-bulu benang ) mencapai 5,9 cm/1cm. Untuk menekan jumlah kenaikan maka diperlukan alternatif antara lain dengan cara melakukan percobaan penyesuaian setting speed di mesin winding. Maka, untuk mengetahui setting winding speed terbaik pada mesin winding merek Savio Polar L non wax yang dapat menghasilkan hairiness ( bulu-bulu benang ) yang sesuai dengan keinginan konsumen dan target produksi perusahaan yakni maksimal 130 menit dapat tercapai, dilakukan percobaan menggunakan enam variasi winding speed. Percobaan perubahan variasi winding speed dilakukan di ruang produksi pemintalan PT Superbtex Departemen Front Procces, yaitu di mesin winding merek Savio Polar L nomor mesin 4, spindle nomor 52-72, menggunakan bahan baku benang poliester 100 % semi dull Ne 1 40 s High Twist Lot 155 c. Variasi winding speed yang digunakan adalah 1000, 1050, 1100, 1150, 1200 dan 1250 m/menit, sementara pressure yang digunakan di mesin winding tetap yaitu 40 kpa. Benang hasil percobaan kemudian diuji menggunakan alat menggunakan Laserspot untuk mengetahui jumlah hairiness ( bulu-bulu benang ) yang dihasilkan. Waktu produksi benang seberat 2,5 kg dilakukan untuk mengetahui perbandingan winding speed mana yang sesuai dengan waktu target produksi perusahaan dan kebutuhan konsumen. Berdasarkan pengujian dan pengolahan data menyatakan bahwa winding speed memberikan pengaruh terhadap jumlah hairiness ( bulu-bulu benang ) yang dihasilkan. Penyetelan winding speed yang menghasilkan jumlah hairiness sesuai standar yang diharapkan konsumen yakni dengan menggunakan winding speed 1150 m/menit. Karena dari hasil data yang diperoleh menunjukkan jumlah hairiness ( bulu-bulu benang ) sebesar 6,28 cm/1cm dan waktu produksi yang ditempuh untuk menghasilkan benang seberat 2,5 kg adalah 122,581 menit. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/199 |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 205.92 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 192.36 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 160.06 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 176.49 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.