Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/193
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMuhammad, Salman Hayat-
dc.date.accessioned2022-11-11T08:02:00Z-
dc.date.available2022-11-11T08:02:00Z-
dc.date.issued2015-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/193-
dc.description.abstractPada tahun 2013 Toyota mengeluarkan teknologi baru, yaitu e-reed. E-reed adalah sisir tenun profile yang memiliki ketebalan plat bagian bawah yang lebih tipis dibandingkan dengan bagian atas. Profile adalah ruang untuk meluncurnya benang pakan yang dihembuskan oleh angin. Saat proses peluncuran benang pakan angin yang diperlukan oleh sisir tenun e-reed lebih kecil dibandingkan dengan sisir tenun profile biasa, karena ketebalan plat bagian bawah yang lebih pendek membuat bagian profile sisir tidak terlalu menjorok ke dalam. PT ISTEM mulai menggunakan sisir tenun e-reed awal tahun 2015, namun di PT ISTEM sendiri belum ada setelan tekanan angin yang optimal untuk sisir tenun e-reed dimana masih menggunakan setelan tekanan angin untuk jenis sisi profile reed biasa yaitu 4,8 kg/cm . Hal ini dapat merugikan perusahaan. Penilitian dilakukan dengan cara melakukan penyetelan tekanan angin pada main pressure dan sub nozzle pressure dengan tujuan mencari tekanan angin yang optimal untuk proses peluncuran benang pakan dengan menggunakan sisir tenun ereed. Dengan cara mengecek aliran tekanan angin yang masuk ke dalam mesin dengan menggunakan alat rotameter. Kemudian melakukan penyetelan tekanan angin pada main pressure dan sub nozzle pressure dengan variasi yang telah diperkirakan. Mesin yang telah siap lalu dijalankan seperti biasa dengan memproduksi kain chop number psm 556 dan diambil data jumlah kegagalan peluncuran benang pakan ( weft stop ) pada tiap shift-nya. Berdasarkan hasil dari pengujian penyetelan tekanan angin pada main pressure dan sub nozzle pressure, didapat bahwa ada pengaruh terhadap proses peluncuran benang pakan. Setelan tekanan angin main pressure yang optimal untuk mengurangi jumlah kegagalan peluncuran benang pakan adalah 4,5 kg/cm , dengan tekanan angin pada sub nozzle pressure 4 kg/cm 2 dengan jumlah 38 kali. Sedangkan tekanan angin main pressure 4 kg/cm 2 dengan tekanan angin sub nozzle pressure 3,5 kg/cm 2 memiliki jumlah kegagalan peluncuran benang pakan yang paling tinggi diantara variasi tekanan angin lainnya dengan jumlah 126 kali.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePENGARUH SETTING MAIN PRESSURE PADA MESIN TENUN AIR JET TOYOTA JAT710 YANG MENGGUNAKAN SISIR TENUN E-REED TERHADAP PROSES PELUNCURAN BENANG PAKANen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf243.54 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf183.73 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf150.61 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf148.13 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.