PENGAMATAN TENTANG PENGARUH SUHU HEATER TERHADAP CRIMP CONTRACTION BENANG DTY SD DENIER 100/48 FILAMEN PADA MESIN TEXTURIZING MITSUBISHI TIPE ST5

Abstract

Proses texturizing adalah proses modifikasi bentuk geometris serat berupa filament sintetik yang asalnya lurus menjadi keriting. Mesin texturizing bertujuan untuk menghasilkan corak yang unik ketika benang yang telah mengalami proses texturizing dibuat menjadi kain tenun atau kain rajut. Proses texturizing pada mesin tekstur Mitsubishi tipe ST5 merupakan proses pembuatan benang tekstur dengan metode false twist ( twist palsu ) . Pada proses texturizing di Departemen Texturizing PT Trisula Textile Industries, mesin tekstur Mitsubishi tipe ST5 menghasilkan produksi yang tidak memenuhi standar crimp contraction benang tekstur yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar pabrik. Hasil ini bisa disebabkan oleh besar suhu yang diberikan tidak tepat. Untuk mengatasi hal tersebut maka percobaan dilakukan dengan menggunakan suhu yang berbeda yaitu 220 °C, 225°C, 230°C pada proses texturizing benang poliester DTY SD 100/48 Lot Tifico tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan suhu yang tepat dan crimp contraction yang dihasilkan sesuai dengan standar pabrik. Berdasarkan standar crimp contraction benang tekstur Departemen Texturizing PT Trisula Textile Industries yaitu 34% dan berdasarkan hasil pengujian dan pengolahan data menggunakan uji statistik, maka dapat disimpulkan bahwa besar suhu yang berbeda berpengaruh terhadap crimp contraction benang yang dihasilkan. Sehingga suhu heater yang tepat untuk proses texturizing pada mesin Mitsubishi ST5 adalah sebesar 225°C. pada kondisi tersebut diperoleh hasil pengujian crimp contraction sebesar 34,14 %.