Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1683
Title: | KOMBINASI PENYETELAN TEKANAN UDARA BAGIAN MAIN NOZZLE DAN SUB NOZZLE MESIN TENUN JAT 710 UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI |
Authors: | Veronica, Agusta Sihombing |
Issue Date: | 2024 |
Abstract: | Mesin tenun air jet loom merupakan mesin yang media penyisipan pakannya menggunakan tekanan udara. Pengaturan tekanan udara mesin air jet loom pada proses penyisipan pakan dapat disesuai dengan kebutuhan. Tekanan udara pada proses penyisipan pakan sangat berpengaruh pada proses meluncurnya benang pakan. PT Cibaligo Indah Textile Mill masih belum memiliki standar pengaturan tekanan udara bagian penyisipan pakan. Hal ini menyebabkan terjadinya kegagalan penyisipan pakan saat proses pertenunan yang melebihi standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Penyebab terjadinya kegagalan penyisipan pakan adalah ketidaksesuaian tekanan udara terhadap benang pakan pada saat proses pertenunan, sehingga menyebabkan mesin berhenti. Tingginya frekuensi mesin berhenti pada proses pertenunan diakibatkan oleh kegagalan penyisipan pakan yang dapat menyebabkan efisiensi mesin yang rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan pengaturan tekanan udara pada bagian main nozzle dan sub nozzle yang sesuai dengan benang pakan yang akan diproses, sehingga menghasilkan jumlah kegagalan penyisipan pakan yang paling sedikit. Penelitian ini dilakukan dengan cara melaksanakan percobaan dengan menggunakan satu buah mesin air jet loom JAT 710 yang memproduksi kode kain RM01 penyetelan tekanan udara main nozzle dan sub nozzle dengan kombinasi 350 Kpa dan 400 Kpa; 400 Kpa dan 450 Kpa; 450 Kpa dan 500 Kpa. Pengaturan tekanan udara diatur dengan handy manometer apabila tekanan udara yang kecil meyebabkan benang pakan tidak dapat mencapai pinggiran kain, begitu pun sebaliknya jika tekanan udara besar maka akan meyebabkan benang pakan meluncur melebihi pinggiran kain. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pada proses pertenunan kain greige menggunakan mesin tenun air jet loom toyota tipe JAT 710 . Untuk mengetahui kombinasi penyetalan tekanan udara yang optimum penyisipan pakan dilakukan dengan pengolahan data statistika descriptive. Hasil didapat yaitu penyetelan udara main nozzle 350 Kpa dan sub nozzle 400 Kpa memiliki frekuensi mesin berhenti tinggi akibat stop pakan sebanyak 15 kali/sif dan memperoleh efisiensi 83%, begitu juga untuk penyetelan udara main nozzle 450 Kpa dan sub nozzle 500 Kpa memiliki frekuensi mesin berhenti relatif lebih tinggi akibat stop pakan sebanyak 22 kali/sif dan memperoleh efisiensi 80%. Akan tetapi penyetelan udara main nozzle 400 Kpa dan sub nozzle 450 Kpa memiliki frekuensi mesin berhenti yang rendah akibat stop pakan sebanyak 8 kali/sif dan memperoleh efisiensi 90%. Kombinasi tekanan udara 400 Kpa dan 450 Kpa sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh pabrik, yang dimana standar pabrik terhadap stop pakan sebesar 12 kali/sif sedangkan standar efisiensi sebesar 85%. Oleh karena itu, kombinasi tersebut merupakan tekanan udara yang optimum. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi penyetalan tekanan udara yang optimum untuk meminimalisir terjadinya stop pakan sehingga meningkatkan efisiensi pada mesin tenun air jet loom JAT 710 dengan kode produksi RM01 untuk kontruksi 72x40/10x10x160,02 cm yaitu penyetelan udara main nozzle 400 Kpa dan sub nozzle 450 Kpa karena memiliki rata-rata stop pakan sebanyak 8 kali/sif dengan efisiensi 90%. Hal tersebut sesuai dengan standar rata-rata pabrik. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1683 |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 792.75 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 2 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 567.27 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 621.97 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Lampiran.pdf | 637.43 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.