Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1681
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorTaufik, Hidayat-
dc.date.accessioned2025-09-11T02:30:30Z-
dc.date.available2025-09-11T02:30:30Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1681-
dc.description.abstractKain rajut lusi vitrase yang sering digunakan sebagai gorden jaring atau penghias jendela memiliki keunikan dalam corak dan teksturnya. Salah satu corak yang populer adalah corak varian bintik yang kenampakannya memberikan kesan elegan dan menarik. Salah satu jenis kain vitrase yang diproduksi di PT Wiska yang memiliki corak unik adalah kain vitrase RV2707 yang memiliki kenampakan bercorak bintik acak bertekstur timbul (menonjol pada permukaan kain) yang lokasinya bertebaran secara acak. Salah satu peralatan utama dalam pembuatan kain rajut vitrase di PT Wiska adalah mesin rajut lusi Raschel. Kain vitrase corak bintik acak bertekstur timbul ini, dalam pembuatannya, memerlukan pendesainan dan penyetelan mesin yang khusus dan harus sesuai supaya bisa memproduksi kain dengan mutu yang baik. Kain vitrase bercorak acak bertekstur timbul ini dibentuk dari tiga bar, barpertama menggunakan jenis jeratan pilar terbuka (sebagai latar dasar yang membentuk kenampakan garis vertikal), bar kedua menggunakan jenis jerataninlay satu jarum (sebagai bagian corak yang membentuk kenampakan bintik) danbar ketiga menggunakan jenis jeratan inlay tiga jarum (sebagai latar dasar yang membentuk kenampakan garis horizontal). Hasil dari percobaan penyetelan menunjukan bahwa bintik bisa muncul jika peyuapan yang disetel kendor yaitu pada tegangan 0 N, sedangkan jika penyuapan disetel tegang yaitu pada rata-rata 7,96 N menunjukan bahwa kain yang dibentuk tidak muncul efek corak bintik. Didapat hasil analisis bahwa terbentuknya corak timbul adalah karena konstruksi pada bar dua yang pada saat penyuapan benang kendor tersebut membentuk lengkungan yang kemudian terhimpit di antara jeratan bar lainnya. Efek benang timbul semakin kontras karena tipe benang textured yang digunakan sebagai benang pembentuk corak bersifat mengembang pada saat kondisi kendor. Pada sistem proses pengklasifikasian grade kain terdapat tiga level grade kain, yaitu grade A jika jumlah cacat kurang dari 11, grade B jika jumlah cacat sebanyak 11 - 20 dan grade C jika jumlah cacat lebih dari 20. Penentuan grade, jumlah cacat dihitung per setiap satu gulung kain yang panjangnya sekitar 200 m – 300 m. pada kain vitrase corak berbintik acak bertekstur timbul ini, jika pada permukaannya yaitu seluas 5 cm2 lebih tidak ada bintik maka kain tersebut bisa dikategorikan mengalami cacat bintik gundul. Kain hasil produksi didapati memiliki kualitas yang baik yaitu grade A. Disarankan dilakukan pengembangan penelitian lebih lanjut mengenaipembuatan kain rajut lusi vitrase bercorak acak bertekstur timbul ini semisamengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh variasi jenis benang tertentu terhadappembentukan corak atau mengkaji lebih lanjut mengenai penyebab timbulnya corak bintik yang bisa bertebaran secara acak namun bisa merata.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePENGAMATAN PEMBUATAN KAIN RAJUT LUSI VITRASE CORAK BERBINTIK ACAK BERTEKSTUR TIMBUL DI MESIN RAJUT LUSI RASCHEL KARL MAYER TIPE RG4Nen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf497.39 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf3.33 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf339.62 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf364.91 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf260.04 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.