Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1656
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorMuhammad, Rhifaldy Fisabilillah-
dc.date.accessioned2025-09-10T01:54:50Z-
dc.date.available2025-09-10T01:54:50Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1656-
dc.description.abstractSeiring dengan semakin masifnya kebutuhan manusia pada bidang sandang, perusahaan tekstil dituntut untuk mampu memenuhi permintaan konsumen. Beragam produk yang dihasilkan oleh industri tekstil saat ini banyak diminati oleh Masyarakat salah satunya yaitu kain rajut. PT Wiska merupakan salah satu perusahaan terkemuka dibidang perjutan lusi, variasi desain kain rajut lusi yang dihasilkan beraneka ragam. Umumnya, PT Wiska dalam produksi kain vitrase menggunakan gauge 24 E dan hanya 2 - 3 bar dasar kain sehingga menghasikan kain yang memiliki ciri khas motif tipis hingga tebal. PT Wiska akan memproduksi kain vitrase corak JT-12086 dengan motif berbulu menggunakan gauge 12 E dan 2 bar untuk rajutan dasar kain serta jumlah jarum coumpound tetap 24. Pembuatan kain ini sangat menarik untuk dilakukan penelitian karena pada dasarnya pembentukan bulu pada kain di bantu oleh alat khusus. Namun di mesin 120 ketika produksi motif berbulu, langsung bisa dihasilkan tanpa bantuan alat garuk maupun setelah finishing. Penelitian terhadap pembuatan kain vitrase motif berbulu corak JT-12086 dilakukan dengan mengetahui proses terbentuknya motif corak berbulu, mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Kain vitrase motif berbulu corak JT-12086 menggunakan 2 bar untuk rajutan dasar yaitu pilar terbuka dan inlay. Metode pencucukan di isi secara penuh baik pada guide-bar dasar kain maupun corak. Proses pembuatan berawal dari perhitungan perencanaan produksi, desain, hingga setting mesin. Perhitungan perencanaan produksi akan mengetahui jumlah bahan baku yang akan digunakan serta waktu proses produksi kain berlangsung. Desain menentukan beberapa faktor seperti jenis jeratan, penentuan warna yang berupa merah, hijau dan biru pada jacquard elektronik menghasilkan kain bermotif tipis, sedang dan timbul. Proses setting dimulai dari pemasangan roda gigi, penyelarasan arah bar jacquard agar posisi sejajar, serta pencucukan setiap bar baik dasar kain maupun corak. Hasil percobaan dan analisa menunjukan bahwa pembentukan motif timbul berbulu pada JT-12086 yang diproduksi dihasilkan dari bar jacquard. Bar jacquard bergerak dan diatur oleh pattern disc sehingga bisa menghasilkan beberapa motif tipis dan tebal dengan jenis jeratan inlay. Motif berbulu sama seperti motif tipis dan tebal, namun untuk menghasilkannya tersebut dibutuhkan beberapa setting-an serta modifikasi pada mesin. Modifikasi tersebut berupa penggunaan jarum compound tetap berjumlah 24, sedangkan guide yang digunakan untuk dasar dan corak yaitu 12E. Selain itu, modifikasi terdapat pada penyelarasan posisi arah bar jacquard. Posisi tersebut di setting agar posisi bar jacquard berada sejajar tidak berlawanan. Hal ini membuat benang yang melewati jarum compound bisa melewati dua jarum sekaligus tapi tidak adanya proses menjerat hanya menyangkut begitu saja, efek tersebut menghasilkan motif berbulu pada kain vitrase corak JT-12086.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titleSTUDI PEMBUATAN KAIN VITRASE MOTIF BERBULU CORAK JT-12086 PADA MESIN RAJUT LUSI JACQUARD RASCHEL KARL MAYER TYPE RJSC 4F-NEen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf3.94 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf3.94 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf3.94 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf3.94 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf3.94 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.