EKSPERIMEN MENURUNKAN NILAI KETIDAKRATAAN SLIVER DRAWING MELALUI SETTING JARAK JEPIT DI MESIN DRAWING FINISHER RIETER TIPE RSB-D 35

Abstract

Pada Departemen Spinning 4 yang merupakan salah satu Departemen di PT Indorama Synthetics Tbk. adalah Departemen yang memproduksi benang dengan material 100% cotton. Pada proses di mesin drawing, bottom roll menjadi salah satu bagian yang penting karena bottom roll tersebut dapat menentukan nilai ketidakrataan (U%) sliver drawing yang dihasilkan. Bisa berpengaruh dari jarak antar rol, kotornya rol, permukaan dan diameter dari rol tersebut. Pada saat melakukan Kerja Industri, terdapat nilai ketidakrataan pada sliver drawing sebesar 1,54%, yang dimana nilai tersebut telah melebihi batas toleran maksimum yang ada di perusahaan yaitu sebesar 1,48%. Oleh karena itu dilakukan percobaan terhadap sliver drawing dengan penyetelan jarak jepit (main draft) sebesar 38 mm, 40 mm dan 42 mm. Untuk mendapatkan nilai ketidakrataan (U%) yang lebih baik. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, maka penyetelan jarak bottom roll harus disesuaikan dengan panjang serat terlebih dahulu. Jika nilai rata-rata serat tersebut pendek, maka jarak bottom roll harus diperkecil dan apabila nilai rata-rata serat tersebut panjang maka jarak bottom roll harus diperbesar. Karena dengan penyetelan seperti itu untuk menghindari terjadinya serat putus (cracking fiber) dan serat mengambang (floating fiber). Berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa penyetelan jarak bottom roll berpengaruh terhadap nilai ketidakrataan (U%) sliver drawing. Dari hasil diskusi dan kesimpulan maka disarankan bahwa dalam pembuatan sliver drawing di mesin drawing finisher Rieter RSB-D 35, perusahaan sebaiknya menggunakan jarak bottom roll (main draft) 40 mm, karena menghasilkan nilai rata-rata ketidakrataan (U%) sliver drawing yang baik, yaitu sebesar 1,47%.