Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1610
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Syabina, Nursida | - |
dc.date.accessioned | 2025-07-03T03:46:46Z | - |
dc.date.available | 2025-07-03T03:46:46Z | - |
dc.date.issued | 2024 | - |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1610 | - |
dc.description.abstract | Kain tradisional sedang menghadapi risiko kepunahan yang diakibatkan dari penurunan baik dari pengrajin dan minat Masyarakat merupakan penyebab dari pudarnya budaya kain tradisional . Oleh karena itu adanya keharusan untuk mempertahankan kain tradisional dengan strategi untuk melestarikannya dengan cara yang dapat menjangkau pasar, dengan desain busana yang ditawarkan harus selera global atau dapat disukai oleh Masyarakat banyak. Salah satu potensi dari kain tradisional yang memungkinkan untuk dilestarikan adalah dari batik motif nipah dari Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Perpaduan antara unsur tradisional dan elemen global yang mengikuti trend warna dan gaya busana dapat menghasilkan produk yang dapat dinikmati dan ridak ketinggalan jaman untuk kain tradisional. Penggunaan batik motif nipah pada blazer merupakan salah satu cara bagi kain tradisional untuk menjangkau selera global. Perpaduan batik motif nipah pada blazer ini bertujuan untuk melestarikan batik motif nipah dengancara busana yang berbasis pada budaya dapat dipadupadankan bersama dengan selera global yaitu blazer. Busana yang diwujudkan dari tema Indonesia Fahsion Forecasting 2024-2025, dengan judul besar RESILIENT dengan tema fusion dengan sub tema symbiotic. Tema ini merupakan perwujudan dari adanya perpaduan antara elemen modern yang telah mengglobalisasi yaitu blazer dengan unsur kain tradisional daei penggunaan batik bermotif nipah. Reka bahan yang digunakan adalah tucks sebagai elemen dekoratif, busana ini ditujukan untuk Wanita dengan rentang usia 25 sampai 30 tahun dengan minat pada bidang mode dan penggemar batik tradisional. Proses produksi busana diawali dari pemilihan bahan, pembuatan pola, pemotongan bahan, penjahitan reka bahan tucks, penjahitan komponen busana hingga quality control dan finishing. Teknik penjahitan menggunakan mesin jahit jarum satu (single needle) menggunakan kelas jahitan 302, jahitan obras benang 3 kelas 504 dan jahitan seam kelas 1. Detail busana ini dapat dilihat pada batik motif dan tucks yang digunakan pada busana. Penentuan harga jual busana dilakukan dengan menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) . Harga pokok produksi ditambahkan dengan laba 50%, maka harga jual busana desain 1 dihargai sebesar Rp. 2.300.000 dan harga pokok produksi adalah Rp. Dengan laba 50% ,maka harga jual busana desain 2 dihargai sebesar Rp. 2.400.000 . Penentuan menggunakan laba sebesar 50% dipertimbangkan dari kreativitas dan nilai budaya yang terkandung serta berasal dari nilai budaya yang terkandung dari kain batik motif nipah dan pertimbangan akumulasi biaya produksi, dan keuntungan yang wajar sebagai posisi merk dagang baru. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.title | PERPADUAN BATIK MOTIF NIPAH PADA BLAZER DALAM BUSANA READY TO WEAR DELUXE DENGAN TEKNIK REKA BAHAN TUCKS | en_US |
dc.type | Other | en_US |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 1.28 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 672.02 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 435.77 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 399.02 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Lampiran.pdf | 849.27 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.