Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1608
Title: PENERAPAN TEKNIK SULAM KARAWO GORONTALO DAN TUCKING PADA BUSANA READY-TO-WEAR DELUXE
Authors: Siti, Wahidah Mazaar Marwah
Issue Date: 2024
Abstract: Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman warisan seni dan budaya, termasuk seni kriya sulaman. Salah satu seni sulam warisan nusantara adalah sulam karawo yang lahir dan berkembang di Provinsi Gorontalo. Sulaman karawo memiliki keunikan dan ciri khas pada bentuk sulaman serta teknik pengerjaannya. Seni kriya sulaman nusantara seperti karawo tidak hanya merepresentasikan keindahan estetika, tetapi juga menyimpan nilai sejarah, identitas bangsa, dan kearifan lokal. Oleh karena itu, sebagai bagian dari warisan budaya sulam karawo layak mendapatkan atensi dan apresiasi dari masyarakat luas serta perlu terus dijaga agar eksistensinya tidak hilang begitu saja. Pelestarian keragaman budaya Indonesia dilakukan melalui penciptaan produk busana ready-to-wear deluxe dengan menerapkan unsur budaya. Perancangan busana mengacu pada tema Heritage subtema Reminiscence dari prediksi tren Resilient untuk tahun 2024/2025 dengan mengangkat sulaman sebagai unsur budaya dan keindahan laut Gorontalo sebagai sumber inspirasi. Judul dari koleksi busana yang dibuat adalah “Deheto” diambil dari bahasa Gorontalo yang memiliki arti lautan. Rancangan busana dibuat dengan tampilan yang lebih modern dengan menggabungkan reka bahan teknik sulam karawo dan tucking jenis undulating tucks. Reka bahan sulam karawo dan tuck diterapkan membentuk motif garis bergelombang memberikan sentuhan unik pada koleksi busana. Komposisi penggunaan warna pada busana adalah warna navy dan broken white sebagai warna utama dan gradasi yang terdiri dari warna biru benhur, biru turkis, dan silver sebagai warna aksen. Busana yang dibuat terdiri dari tiga pieces, yaitu atasan, bawahan, dan luaran (outerwear) dengan siluet A dan H dibuat tertutup serta longgar di badan sehingga tidak terlalu menampilkan kulit dan lekuk tubuh yang berlebihan. Proses produksi busana ready-to-wear deluxe ini meliputi pembuatan sketsa desain busana, pemilihan bahan baku, pembuatan pola, pembuatan desain motif sulaman karawo, penggelaran dan pemotongan kain, pembuatan reka bahan, proses penjahitan, quality control, hingga finishing. Proses pembuatan sulaman karawo membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian yang tinggi terutama proses iris cabut dan penyulaman. Pada proses pembuatan reka bahan tuck, kekakuan bahan yang digunakan serta jarak antara jahitan tindas dan jarak antara lipatan sangat mempengaruhi tampilan reka bahan yang dihasilkan. Produk busana yang dibuat membidik segmen pasar wanita yang memiliki ketertarikan pada warisan seni dan budaya lokal, aktif mengikuti tren mode, serta gemar tampil dengan menonjolkan gaya dan keunikan seleranya dalam berbusana. Harga jual yang telah ditetapkan untuk busana pertama adalah Rp 2.355.000 untuk satu set, dengan harga setiap item diantaranya bolero Rp 1.690.000, tunik Rp 480.000, dan rok Rp 775.000. Harga jual untuk busana kedua adalah Rp 2.200.000 untuk satu set, dengan harga setiap item diantaranya rompi Rp 915.000, tunik Rp 980.000, dan rok Rp 465.000. Persentase laba yang ditetapkan 40% untuk satu set busana dan laba sebesar 50% per item busana. dengan mempertimbangkan desain busana yang eksklusif dan diproduksi secara terbatas, menggunakan material berkualitas, serta proses pembuatan reka bahan yang dibuat secara manual dan memakan waktu cukup lama.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1608
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf7.47 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf7.47 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf7.47 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf7.46 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf7.47 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.