PENGGUNAAN TEKNIK DRAPING DAN GATHERED DOUBLE EDGED RUFFLES DALAM PERANCANGAN BUSANA PENGANTIN DENGAN PENGAPLIKASIAN EMBELLISHMENT

Abstract

Busana pengantin merupakan busana yang dipakai pada saat hari pernikahan dan diharapkan menjadi busana yang istimewa dan unik karena hanya digunakan sekali seumur hidup dalam acara pernikahan. Busana pengantin sering kali memerlukan desain yang unik dan personal untuk menciptakan tampilan yang elegan dan mewah. Busana pengantin ini terinspirasi dari Pink Beach, dengan menggabungkan teknik Draping dan Ruffle dengan pengaplikasian Embellishment. Penggunaan teknik draping dan ruffle dalam pembuatan busana pengantin ini diciptakan untuk memperluas pengembangan busana dan mempertahankan keseimbangan antara aspek estetika dan kepraktisan. Dengan harapan busana pengantin yang dihasilkan tetap indah namun nyaman dipakai serta tidak terlalu rumit dalam penampilannya. Busana pengantin ini menggunakan warna soft atau pastel yang terinspirasi dari color pink beach sehingga busana pengantin terlihat lebih feminine. Desain busana terdiri dari bustier, rok dan cape untuk memberikan kesan elegan dan sempurna. Untuk teknik gathered double edged ruffle dibuat bentuk menyerupai bunga sehingga menjadi point of interest pada busana pengantin tersebut. Busana pengantin ini menggunakan teknik draping yang diterapkan pada bagian pinggang rok, sementara untuk aplikasi embellishment menggunakan kain tulle sequins yang ditempelkan pada bustier dan teknik beads dengan tusuk jelujur, serta bentuk tabur pada bagian cape. Siluet yang digunakan yaitu siluet A-Line. Proses pembuatan busana pengantin ini meliputi pembuatan moodboard, desain busana, pemilihan bahan/material, pengukuran busana, pembuatan pola, pemotongan kain, pembuatan draping, pembuatan ruffle, penjahitan, quality control, pemasangan aplikasi embellishment, finishing sampai pemotretan produk. Pengendalian mutu terbagi menjadi tiga bagian yaitu pengendalian mutu raw material, pengendalian mutu proses produksi dan pengendalian mutu produk jadi. Busana pengantin ini menggunakan 3 jenis kain dengan nama dagang satin canalli, organza kristal, dan tulle. Ketiga kain tersebut memiliki komposisi serat 100% polyester. Care label busana pengantin dilakukan hand wash (gentle), tidak menggunakan pemutih (bleaching), tidak dikeringkan menggunakan mesin, tidak boleh diperas, dan penjemuran dilakukan di tempat teduh, penyetrikaan menggunakan steam. Target pasar busana pengantin dengan menerapkan teknik draping dan gathered double edged ruffle adalah wanita berusia 21-25 tahun yang berencana untuk menikah. Target pasar busana ini berdasarkan segmentasi demografis, geografis, dan psikografis, ditujukan untuk wanita yang berencana menikah, lebih menyukai busana simple namun tetap elegan dengan pendapatan per bulan Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000. Kelayakan harga jual produk dilakukan dengan cara melakukan survei kepada target pasar yang dituju melalui media sosial. Busana pengantin mengeluarkan Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp 2.990.450 dengan laba 50% sebesar Rp 1.485.675, sehingga mendapatkan harga jual sebesar Rp 4.4.85.675 dibulatkan menjadi Rp 4.500.000. Berdasarkan survei kelayakan harga jual melalui kuesioner dengan jawaban 68% berada di harga Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000. Maka harga jual Rp 4.500.000 dinyatakan cukup layak karena termasuk kedalam range harga yang tertera pada kuesioner yang terpilih oleh para responden.