Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1418
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWijayanti-
dc.date.accessioned2024-08-28T07:32:01Z-
dc.date.available2024-08-28T07:32:01Z-
dc.date.issued2021-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1418-
dc.description.abstractBahan baku busa (foam) sebagai material pengapung memiliki kelemahan mendasar yakni berbahan dasar minyak bumi yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi membutuhkan waktu yang sangat lama (berjuta - juta tahun) untuk pembaharuannya sehingga harus mencari alternatif lain agar mengurangi pengunaan minyak bumi. Optimalisasi potensi sumberdaya lokal industri berbasis serat alam dapat menunjang industri berkelanjutan dengan cara menciptakan material-material baru dari alam yang berkualitas. Salah satunya yaitu penggunaan busa (foam) sintetis untuk material pengapung dengan menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan yang dapat diperbarui. Salah satu tanaman yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku tekstil dan produk tekstil sebagai tekstil teknik adalah tanaman biduri (Calotropis gigantea). Volume hollow yang besar pada serat biduri mengindikasikan bahwa serat tersebut memiliki massa jenis yang rendah. Ruang hollow yang terdapat di sepanjang serat dapat berfungsi sebagai media/perangkap udara atau uap air. Kandungan udara terperangkap dalam serat biduri menjadikannya ringan sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai material pengapung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan nonwoven untuk material pengapung dari serat biduri (Calotropis gigantea). Pembuatan kain nonwoven menggunakan metode ikatan termal dan bahan pengikatnya yaitu serat polipropilena. Pembuatan nonwoven memvariasikan komposisi serat biduri dan serat polipropilena sebesar (80:20)%, (70:30)%, (60:40)% dengan berat 20 gram. Nonwoven biduri yang telah dibuat dilakukan pengujian yaitu ketebalan, gramasi, kekuatan tarik dan massa jenis kain nonwoven. Pengujian massa jenis kain nonwoven menggunakan prinsip Archimedes. Sebagai pembanding dilakukan pula pengamatan pada busa polietilena yang umum digunakan sebagai material pengapung. Hasil pengujian ketebalan kain nonwoven biduri menunjukkan bahwa ketebalan tertinggi yaitu 0,948 cm dari variasi komposisi (80:20)%, komposisi serat biduri tertinggi menghasilkan juga ketebalan yang tertinggi. Hasil pengujian gramasi kain nonwoven biduri yaitu 168,74-169,49 g/m2 menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dari ketiga variasi komposisi berat serat biduri. Hasil pengujian kekuatan tarik kain nonwoven menunjukkan bahwa kekuatan tarik tertinggi yaitu 42,462 kPa dari variasi komposisi (60:40)%, komposisi serat polipropilena tertinggi menghasilkan juga kekuatan tarik yang tinggi. Hasil pengujian massa jenis kain nonwoven menunjukkan nilai massa jenis yang paling kecil diperoleh dari varian komposisi serat biduri dan polipropilena (80:20)% dengan nilai massa jenis sebesar 27,5 kg/m3. Nilai massa jenis dari nonwoven serat biduri tersebut lebih kecil dari kain nonwoven serat biduri 80% dan serat low melt poliester 20% penelitian sebelumnya. Namun kain nonwoven biduri dengan nilai massa jenis 27,5 kg/m3 belum berhasil dibuat sebagai material pengapung karena nilai massa jenisnya masih lebih besar dari material pengapung berbahan busa polietilena yang memiliki nilai massa jenis sebesar 25,867 kg/m3.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePEMBUATAN KAIN NONWOVEN UNTUK MATERIAL PENGAPUNG DARI BAHAN BAKU SERAT BIDURI (CALOTROPIS GIGANTEA)en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf1.89 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf1.9 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf1.89 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf1.9 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf1.9 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.