Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1379
Title: PEMANFATAN SERAT DARI BATANG TANAMAN KAPULAGA SEBERANG (ELETTARIA CARDAMOMUM) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN KAIN NON-WOVEN UNTUK INSOCK SEPATU PENGAMAN
Authors: Yogik, Adi Setiawan
Issue Date: 2022
Abstract: Sepatu pengaman atau safety shoes merupakan alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi bagainan kaki. Salah satu komponen yang penting sebagai sepatu pengaman adalah bagian tatakan (insock), bagian tatakan/insock merupakan komponen sepatu yang tidak dapat/dapat dilepas, digunakan untuk menutup sebagian atau keseluruhan sol dalam (insole). Dalam pengembangan industri tekstil, pemerintah merumuskan kebijakan dalam RIPIN, khususnya untuk pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan baku tekstil. Pemanfatan serat alam mulai dikembangkan, namun masih sedikit yang memanfaatkan serat kapulaga seberang (Elettaria cardomonum) sebagai bahan dasar dalam pembuatan insock. Untuk menekan jumlah produksi serat sintetis, serat kapulaga akan diteliti dan dijadikan sebagai bahan baku alternatif insock sepatu.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan insock sepatu berbahan serat batang kapulaga seberang yang memenuhi standar insock sepatu pengaman. Pada penelitian ini diawali dengan percobaan membuat serat dari batang kapulaga seberang menggunakan proses ekstraksi dengan metode mekanis (menggunakan mesin). Dilanjutkan dengan proses pembuatan kain non-woven menggunakan mesin kempa panas (hot press) dengan suhu 1500C, tekanan 80 bar dan lama waktu penekanan 40 detik. Perbedaan gramasi kain non-woven yang dibuat yaitu 80 gram/30 cm2, 90 gram/30 cm2 dan 100 gram/30 cm2. Pada setiap gramasi akan dibuat sample insock sepatu pengaman untuk dibandingkan manakah hasil yang sesuai dengan standar berdasarkan pengujian yang akan dilakukan. Pengujian yang dilakukan untuk tatakan/insock sepatu pengaman sesuai dengan SNI 8877:2020 yaitu pengujian ketebalan tatakan, pengujian tahan kikis/abrasi kering dan basah serta pengujian absorpsi dan desorpsi. Pengujian ketebalan insock/tatakan memiliki hasil ketebalan diatas 2 mm sesuai dengan standar syarat mutu insock sepatu pengaman. Pengujian perhitungan jumlah bakteri yaitu tidak melebihi seri pengenceran 10-8 sesuai dengan standar. Untuk pengujian tahan kikis/abrasi pada siklus 25.600 (keadaan kering) dan 12.800 (keadaan basah) serta pengujian absorpsi dan desorpsi terhadap air belum bisa dilaksanakan dikarenakan terdapat beberapa kendala. Berdasarkan penjelasan di atas, tanaman kapulaga seberang belum dapat disimpulkan bisa dijadikan insock sepatu pengaman, dikarenakan pengujian tahan kikis/abrasi serta pengujian absorpsi dan desorpsi belum dilaksanakan. Data pengujian perhitungan jumlah bakteri dan ketebalan insock/tatakan sepatu pengaman menunjukkan bahwa pengujian sudah memenuhi standar mutu SNI 8877:2020 untuk pengujian ketebalan dan SNI ISO 20743:2011 untuk anti-bakteri pada pengujian perhitungan jumlah bakteri menggunakan metode TPC. Hasil pengolahan data menggunakan uji one way ANOVA menunjukkan hasil bahwa perbedaan gramasi kain non-woven berpengaruh terhadap kualitas insock sepatu pengaman.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1379
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf3.54 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf3.54 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf3.54 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf3.54 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf3.54 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.