Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1375
Title: PENGARUH PROSES PENGANJIAN PADA JENIS BENANG TETERON COTTON DAN COTTON CARDED TERHADAP EFISIENSI MESIN REACHING (PENCUCUKAN) OTOMATIS JENIS STÄUBLI SAFIR S60
Authors: Uci, Falidia Putri
Issue Date: 2022
Abstract: Reaching atau pencucukan merupakan rangkaian proses terakhir dari persiapan pertenunan diamana benang lusi akan dimasukan kedalam dropper,gun dan sisir tenun secara berurutan. Proses pencucukan dapat dilakukan menggunakan dua metode yaitu proses pencucukan secara manual yang dibantu dengan dua orang operator diamana satu orang operator bertugas untuk menyuapkan benang lusi sedangkan satu orang operator lainnya menarik/mencucuk benang tersebut dari sisi lainnya, dan proses pencucukan otomatis yang mana dalam prosesnya menggunkan mesin sehingga hanya membutuhkan satu orang operator yang bertugas mengawasi jalannya proses pencucukan berlangsung. Proses pencucukan otomatis menggunakan mesin dapat meningkatkan kecepatan dan memakan waktu lebih sedikit dibandingkan dengan pencucukan secara manual, meskipun seperti itu proses pencucukan otomatis juga memiliki beberapa hambatan baik dari faktor mesin maupun faktor bahan baku yang digunakan. Hambatan yang terjadi pada saat proses pencucukan akan berpengaruh pada efisiensi mesin tersebut. Departemen Weaving PT Argo Manunggal Triasta sendiri memiliki standar efisiensi untuk mesin pencucukan otomatis yang telah ditetapkan yaitu 85%. Dengan adanya standar tersebut maka dilakukan suatu pengamatan mengenai pengaruh kanji yang digunakan pada dua jenis benang yang berbeda terhadap efisiensi mesin reaching yang diguanakan serta mengamati benang yang mana hasil efisiensinya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pabrik. Pengamatan dilakukan menggukan benang jenis teteron cotton dengan nomor benang Ne1 45 dan benang cotton carded dengan nomor benang Ne1 32. Resep kanji yang digunakan sama yaitu tepung kanji merek Maxsize sebanyak 80kg dan 600L air. Mesin reaching otomatis yang digunakan adalah jenis STÄUBLI SAFIR S60. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan 8 buah beam, 4 beam untuk benang teteron cotton dan 4 beam untuk benang cotton carded. Kecepatan mesin yang digunakan adalah 95% dengan rata-rata dapat mencucuk benang sebanyak 156hl/menit. Pengamatan berfokus pada berhenti mesin akibat faktor bahan baku yaitu benang. Data efisiensi mesin reaching yang telah didapatkan diolah menggunakan uji statistik Independent Sample T-Test. Setelah dilakukan pegamatan, didapatkan hasil ketika proses pencucukan menggunakan benang teteron cotton hasil efisiensi mesin reaching sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik dengan rata-rata efisiesni 93,2%, sedangkan dengan menggunakan benang cotton carded hasil efisiensi mesin reaching dibawah standar pabrik dengan rata-rata efisiensi 80,5%. Berdasarkan hasil pengujian statistik Independent Sample T-test terdapat perbedaan efisiensi mesin reaching yang signifikan antara benang teteron cotton dan cotton carded karena nilai signifikansi kurang dari 0,05. Maka dari itu dapat disarankan penggunaan resep kanji 600L air dan 80kg maxsize untuk benang jenis teteron cotton dengna nomor benang Ne1 45 pada saat proses pencucukan agar mendapatkan efisiensi mesin reaching yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Weaving PT Argo Manunggal Triasta.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1375
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf1.04 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf2.15 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf822.2 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf820.09 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf1.6 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.