Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1344
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorFajar, Noor Sidiq-
dc.date.accessioned2024-07-24T07:24:59Z-
dc.date.available2024-07-24T07:24:59Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1344-
dc.description.abstractStop mesin karena benang pakan atau sering juga disebut wefstop atau filling stop adalah berhentinya mesin pertenunan yang dikarenakan adanya masalah di benang pakan, baik itu pada benangnya maupun pada jalur yang dilalui benang pakan saat peluncuran yaitu pada bagian insertion parts. Weftstop ini memiliki banyak penyebab mulai dari kerusakan pada benang pakan, masalah pada rak benang, prewinder, main nozzle, sub/relay nozzle bahkan benang lusi pun dapat mengganggu peluncuran benang pakan dan mengakibatkan weftsop. Untuk tekanan udara sendiri berpengaruh pada hembusan udara main nozzle dan sub nozzle. Tekanan udara pada nozzle-nozzle ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Ketidaksesuaian tekanan udara dapat mengakibatkan beberapa masalah seperti flyer yaitu pakan rusak baik karena tekanan udara terlalu besar maupun terlalu kecil, lalu ada stop mesin karena benang pakan atau weftsop. Kedua hal tersebut merupakan salah satu akibat dari kurang tepatnya setting tekanan udara pada mesin air jet loom. Peluncuran benang pakan dimulai dari kiri mesin yaitu dari gulungan benang pakan pada rak benang (creel) lalu benang masuk prewinder lalu diberi tegangan. Benang pakan masuk main nozzle untuk dihembuskan ke ujung kain. Karena sifat udara yang menyebar ke seluruh ruangan setelah dihembuskan kekuatan tekanan udara akan semakin berkurang dalam perjalanan, oleh karena itu dalam peluncuran benang pakan tersebut main nozzle dibantu oleh sub nozzle yang bekerja secara bergantian atau estafet dari kiri ke kanan. Dari prinsip kerja tersebut dibutuhkan setting tekanan udara yang tepat antara main nozzle dan sub nozzle. Untuk menemukan pengaruh dari tekanan udara main nozzle dan sub nozzle peneliti menyusun metode percobaan dengan dua factor variabel bebas yaitu tekanan main nozzle dan tekanan sub nozzle lalu dilakukan percobaan langsung pada mesin air jet loom. Percobaan dilakukan dengan melakukan penyetelan pada satu buah mesin air jet loom Picanol Omni Plus. Percobaan dilakukan sebanyak enam kali dengan enam variasi tekanan udara yang berbeda. Tekanan udara main nozzle di setting sebesar 4 Bar, 5 Bar dan 6 Bar sedangkan tekanan sub nozzle 4 dan 5 Bar. Satu kali percobaan dilakukan selama satu shift atau delapan jam. Data penelitian yang diambil adalah jumlah stop mesin karena pakan (weftstop). Dari hasil percobaan dan analisa, didapatkan besar tekanan udara pada main nozzle dan sub nozzle berpengaruh terhadap jumlah stop pakan. Dari enam variasi setting tekanan udara yang menghasilkan weftstop paling rendah adalah variasi 5 dengan setting 5 Bar MN dan 5 Bar SN menghasilkan stop pakan sebanyak 21. Selain rendahnya jumlah stop pakan variasi ke-5 juga lolos standar FCMPX yaitu di angka 7,6 dimana standar maksimal nya 10. Variasi settingan tekanan udara 5 Bar pada main nozzle dan 5 Bar pada sub nozzle menunjukkan hasil yang paling bagus dengan jumlah stop pakan paling sedikit. Dengan variasi settingan ini benang pakan rayon viskosa 30/2 dapat meluncur dengan baik dan tidak mengalami masalah pada lintasan reed.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.title“PENGARUH BESAR TEKANAN UDARA MAIN NOZZLE DAN SUB NOZZLE TERHADAP JUMLAH STOP MESIN OLEH BENANG PAKAN PADA MESIN AIR JET LOOM”en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf813.85 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf1.68 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf693.49 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf692.39 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf695.5 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.