Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1336
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAlfian, Hieronimus SInaga-
dc.date.accessioned2024-07-18T08:27:24Z-
dc.date.available2024-07-18T08:27:24Z-
dc.date.issued2022-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1336-
dc.description.abstractAnalisis kualitas dan kontrol benang merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas kain yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan benang merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kain. Mengacu pada SNI 8213:2016 Testil – Benang Jahit, diameter benang dikategorikan sebagai salah satu syarat mutu pada benang jahit (benang jahit harus memiliki nilai maksimum diameter tertentu berdasarkan nomor benang dan antihan (Wijayono, dkk, 2017). Namun, menurut (Lazlo M, dkk, 1994) pengukuran diameter benang, atau serat, sudut antihan dengan bantuan mikroskop dianggap sebagai metode konvensional. (Lazlo M, dkk, 1994) telah membuat sebuah alat pengukur diameter dan sudut antihan dengan sistem perangkat keras yang didasarkan pada mikroskop proyektor dan kamera CCD yang terhubung dengan sistem akuisisi citra. Penelitian yang dilakukan (Lazlo M, dkk, 1994) adalah pengukuran diameter benang yang dengan menentukan histogram level menggunakan image processing system. Namun (Wijayono, dkk, 2017) mengatakan bahwa kelemahan dari metoda (Lazlo M, dkk, 1994) adalah nilai color map pada gambar tidak konstan (bergantung pada variabel lain, seperti lumensitas ruang, kualitas kamera dsb) dan bergantung pada tingkat kecerahan warna objek yang diamati, sehingga jika terjadi perbedaan lumensitas pada benang yang diakibatkan adanya sumber cahaya dari luar mengakibatkan pembacaan histogram level berubah dan menyebabkan diameter benang tidak terukur secara nyata dan akurat. Berdasarkan hal tersebut, (Wijayono, dkk, 2017)juga membuat suatu perangkat pengukur diameter benang berbasis pengolah citra digital dengan menggunakan sebuah perangkat mikroskop digital sebagai penangkap citra digital dengan aplikasi pengolah citra digital berbasis java. Namun, alat pengukuran yang telah dibuat oleh (Wijayono, dkk, 2017) hanya dapat dipergunakan dengan bantuan peralatan komputer dan hanya dapat diakses pada satu komputer saja. Hal ini menyebabkan keterbatasan jumlah pengguna dalam mengkases peralatan tersebut. Pada penelitianini telah dirancang sebuah protype alat pengukur diameter benang dengan menggunakan sensor LDR (light dependent resistor) dan android. Pada alat tersebut pengukuran diameter benang dilakukan dengan menggunakan sensor LDR dan bluetooth HC-05 yang berfungsi mengirimkan data hasil pengukuran ke android. Proses validasi eksperimen dilakukan untuk menentukan tingkat keakuratan alat pengukur diameter benang. Proses tersebut dilakukan cara dengan membandingkan nilai hasil pengukuran alat yang telah dirancang dengan nilai hasil pengukuran diameter benang menggunakan alat pengukur diameter benang dengan perangkat mikroskop digital sebagai penangkap citra digital dengan aplikasi pengolah citra digital berbasis java. Berdasarkan hasil proses validasi, hasil pengukuran diameter benang dengan metode sensor LDR memiliki nilai R2 sebesar 0,9949 terhadap nilai diameter benang secara teori, serta memiliki hasil pengukuran yang lebih baik dibandingkan dengan metoda image processing yang memiliki nilai R2 sebesar 0,993en_US
dc.language.isootheren_US
dc.title“PROTOTYPE ALAT PENGUKUR DIAMETER BENANG BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTORen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf3.4 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf3.39 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf3.4 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf3.4 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf3.4 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.