Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1331
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWahyu-
dc.date.accessioned2024-06-13T07:26:30Z-
dc.date.available2024-06-13T07:26:30Z-
dc.date.issued2023-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1331-
dc.description.abstractPermintaan pasar akan serat kapas terus meningkat setiap tahun terutama untuk keperluan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Kapas serat warna memiliki potensi untuk dikembangkan karena kapas yang dihasilkan akan menghasilkan kain warna yang lebih tahan terhadap paparan sinar ultraviolet, dibandingkan dengan kain yang dihasilkan dari proses pewarnaan. Selain serat kapas putih, serat kapas berwarna juga berpotensi dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil. Terdapat empat kelompok warna serat kapas, yaitu serat berwarna putih, coklat, hijau, dan biru. Serat coklat (Bronesia 1) berasal dari galur 06062/3 merupakan hasil persilangan tahun 2006 antara Kanesia 7 (tetua betina, hasil persilangan TAMCOT SP 37 x LRA 5166) yang dilepas tahun 2003 dengan aksesi RLBL (KI. 502; tetua jantan, hasil introduksi dari Australia pada tahun 1996). Adapun batasan pada variasi kapas Bronesia yaitu warna yang dimiliki masih terbatas (hanya warna coklat). Kapas coklat (Bronesia 1) sebelumnya belum dibuat menggunakan rapier loom sehingga tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan bahwa benang kapas coklat dapat ditenun dengan mesin rapier. Bahan baku yang digunakan benang kapas coklat (Bronesia 1) pada benang pakan dan tetoron-rayon viscose pada benang lusi. Dari struktur kain kemudian akan mengecek sifat fisik dan sifat mekanik kain dengan memvariasikan jenis anyaman. Selain memvariasikan jenis anyaman, tetal pakannya juga akan divariasikan kemudian akan mengecek sifat fisik dan sifat mekanik dari variasi tetal pakan kain tersebut. Langkah awal yang dilakukan saat pembuatan sampel yaitu menyiapkan benang yang akan digunakan yaitu benang kapas coklat (Bronesia 1) Ne1 20. Pembuatan sampel kain menggunakan mesin tenun Picanol GT-Max, anyaman yang digunakan ada tiga jenis yaitu anyaman polos, anyaman twill, dan anyaman broken twill. Dari setiap anyaman akan memvariasikan tetal pakannya yaitu 40 pick/inch 50 pick/inch dan 60 pick/inch. Setelah kain sampel jadi, lanjut ke pengujian kain. Pengujian kain yang pertama yaitu gramasi kain menggunakan standar SNI ISO 3801:2010. Setelah pengujian gramasi kain lanjut pengujian kekuatan tarik dan mulur kain metode strip menggunakan standar ASTM D5035-06, setelah itu lanjut pengujian kekuatan sobek kain metode trapesium menggunakan standar ASTM D4533-04. Pada hasil pengujian gramasi kain data yang didapat menunjukkan semakin tinggi tetal pakan pada kain maka semakin berat pula gramasi pada kain. Data kekuatan tarik kain sampel anyaman twill tetal 40 pick/inci dan anyaman broken twill tetal 40 pick/inci ternyata tidak memenuhi standar dalam pembuatan kain tenun untuk kemeja pria. Data kekuatan sobek anyaman polos, twill, dan broken twill dari tiga variasi tetal anyaman memenuhi standar ASTM D3477-2000 kain tenun untuk kemeja pria.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePEMBUATAN KAIN TENUN MENGGUNAKAN BAHAN BAKU BENANG KAPAS COKLAT VARIAN BRONESIA 1 Ne1 20 DI MESIN TENUN RAPIERen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf1.91 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf2.7 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf1.51 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf1.51 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf1.53 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.