Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1320
Title: PEMBUATAN BENANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKU SERAT KAPAS LOKAL INDONESIA (GOSSYPIUM HIRSUTUM L.) VARIAN BRONESIA 1
Authors: Safira, Weli Yani
Issue Date: 2023
Abstract: Serat alam mempunyai potensi besar untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil karena mempunyai kelebihan selain dibuat tanpa adanya proses zat kimia, serat alam juga ramah lingkungan, dapat didaur ulang, dan terbarukan. Di Indonesia impor dan ekspor serat alam yang paling dominan adalah serat kapas yang setiap tahun cenderung meningkat. Serat kapas lokal Indonesia (Gossypium Hirsutum L.) mempunyai jenis warna selain kapas putih yaitu serat kapas berwarna coklat dan hijau. Serat kapas coklat lebih umum dibudidayakan karena warna coklat lebih stabil daripada warna hijau contohnya seperti serat kapas coklat varian Bronesia 1. Serat kapas coklat bisa menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan produksi serat kapas di Indonesia karena mempunyai kelebihan yaitu warna seratnya lebih tahan terhadap pencucian, tidak mudah luntur jika terpapar sinar ultraviolet, dan warna nya alami tanpa memerlukan pewarnaan secara proses kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik serat kapas coklat (Bronesia 1) dapat dipintal menjadi benang ring spun dan benang open end atau tidak. Berdasarkan hasil pengujian uji normalitas saphiro wilk diperoleh nilai Signifikansi pengujian sifat fisik dan mekanik serat kapas coklat (Bronesia 1) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan hasil pengujian berdistribusi normal dan serat kapas coklat sesuai dengan daya pintal (spinnability). Pengujian dilakukan sesuai dengan standar SNI dan ASTM. Daya pintal panjang serat sekitar 10-50 mm dan hasil pengukuran panjang serat yaitu span length 2,5% dengan rata-rata panjang 24,4 mm dan span length 50% 11,5 mm. Berdasarkan SNI 08-0315-1989 dan ASTM D1448-11 hasil pengujian kehalusan serat dengan rata-rata 4,97 (𝜇 𝑔𝑟𝑎𝑚/ 𝑖𝑛𝑐ℎ) dinyatakan bersifat halus dan sesuai dengan daya pintal kehalusan serat sekitar 2,5-6 (𝜇 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑖𝑛𝑐ℎ). Berikutnya daya pintal kandungan uap air serat kapas yaitu sekitar 7-10% dan hasil pengujian berdasarkan standar pengujian SNI 8100:2015 dan ASTM D2495 yaitu moisture regain 8,60% dan moisture content sebesar 7,92%. Daya pintal kekuatan tarik dan mulur serat sekitar 2-5 gram/tex dan mulur sekitar 5-10%. Berdasarkan standar SNI 08-0461-1989 dan ASTM D1445-95 hasil pengukuran kekuatan tarik 5,15 gram/tex dan mulur serat sebesar 6,14%. Tahap berikutnya serat kapas coklat diproses menjadi benang ring spun dan benang open end tanpa mengubah penyetelan. Hasil kualitas percobaan pembuatan benang bahwa nomor benang ring spun yang dihasilkan yaitu Ne 16,07 dan nomor benang open end Ne 18,67. Benang ring spun yang dihasilkan berdasarkan SNI 08-0033-2006 memiliki standar kekuatan tarik benang yaitu 598 gram dan tenacity 15,9 cN/tex, namun hasil pengujian yang didapatkan dibawah standar yaitu kekuatan tarik 235,2 gram, tenacity 6,27 cN/tex dengan mulur 2,05%. Selanjutnya standar benang open end 18,67 berdasarkan SNI 2989:2010 Edisi 2017 yaitu 371 gram dan tenacity 3,63 mN/tex, sedangkan hasil pengujian yang didapatkan dibawah standar yaitu kekuatan tarik 222 gram, tenacity 0,68 mN/tex, dengan mulur 5,14%. Pada pengujian antihan (twist) benang memiliki standar CV% maksimum 12%, hasil pengujian yang didapatkan sesuai standar yaitu TPI benang ring spun sebesar 13,99 dengan CV 8,67% dan TPI benang open end sebesar 19,04 dengan CV 5,66%.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1320
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf4.07 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf4.07 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf4.07 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf4.07 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf4.07 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.