Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1314
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorRezi, Mukti Subagja-
dc.date.accessioned2024-06-12T08:49:36Z-
dc.date.available2024-06-12T08:49:36Z-
dc.date.issued2023-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1314-
dc.description.abstractIndustri tekstil yang bergerak dalam bidang pemintalan salah satunya adalah PT PINTEX. Hasil produksi mesin ring spinning di PT PINTEX untuk benang cotton Ne1 40 ketika dilakukan pengujian ketidakrataan benang (U%) terjadi penyimpangan, dimana ketidakrataan benang (U%) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Setelah ditelusuri ternyata penyebab dari penyimpangan ini yaitu akibat keaadan apron yang telah kotor, sehingga diperlukan pergantian dan pencucian apron. Adapun pencucian apron yang dilakukan PT PINTEX 1 bulan sekali atau 30 hari mesin bekerja. Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuatlah penelitian mengenai pengaruh pencucian apron terhadap ketidakrataan benang (U%) khususnya benang cotton Ne1 40 pada mesin ring spinning Howa tipe UA 27E. Penelitian dilakukan dengan memproduksi benang di mesin ring spinning pada sepuluh spindle yang sama. Apron yang digunakan merupakan apron yang sama, dengan kondisi sebelum dan sesudah dilakukan pencucian. Benang hasil produksi menggunakan dua kondisi apron tersebut diuji ketidakrataannya dan dibandingkan secara statistik menggunakan Paired T-test. Hasil uji ketidakrataan menggunakan statistika Paired T-test dapat disimpulkan bahwa terdapat tingkat pengaruh yang signifikan dalam pencucian apron. Kondisi apron sesudah dilakukan pencucian relatif lebih bersih dan permukaan apron kesat. Benang yang diproses menggunakan apron yang belum dicuci memiliki nilai rata-rata ketidakrataan benang (U%) yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan apron yang telah dicuci. Standar perusahan PT PINTEX untuk nilai ketidakrataan benang (U%) adalah 13%. Artinya hasil uji rata-rata ketidakrataan benang (U%) sebelum pencucian apron berada di luar batas toleransi perusahaan dengan nilai ketidakrataan sebesar 13,46%. Setelah dilakukan pencucian apron nilai ketidakrataan benang (U%) menjadi 12,97% dan berada dalam batas toleransi perusahaan. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan pencucian apron dapat menurunkan nilai ketidakrataan benang (U%).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePENGARUH PENCUCIAN APRON TERHADAP KETIDAKRATAAN (U%) BENANG COTTON Ne1 40 PADA MESIN RING SPINNING HOWA TIPE UA 27Een_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf2.31 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf2.31 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf2.31 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf2.31 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf2.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.