STUDI PEMBUATAN SPACER FABRIC UNTUK UPPER SHOE SESUAI STANDAR PERUSAHAAN SEPATU NEW BALANCE DI MESIN RAJUT LUSI DOUBLE RASCHEL

Abstract

Sepatu merupakan perlengkapan penunjang keamanan dan kenyamanan dalam kegiatan manusia sehari – hari diluar rumah. Material sepatu yang dibuat dari kain rajut dapat memberikan kehangatan, tahan kerut dan mudah untuk dirawat. Salah satu produsen sepatu ternama yang cukup populer di Indonesia adalah New Balance. Sepatu New Balance memiliki standar kualitas yang tinggi, terutama pada bagian upper shoe. Upper shoe merupakan bagian sepatu yang berada di atas sol dan berfungsi sebagai pelindung kaki dari luar. Kualitas upper shoe yang baik akan memberikan kenyamanan dan keamanan pada penggunanya. Dikarenakan di PT Bu Kwang Textile Indonesia mendapatkan pesanan spacer fabric dari New Balance, dilakukan studi pembuatan upper shoe yang bertujuan untuk mendapatkan kain spacer dengan kekuatan dan daya tahan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh New Balance, sehingga kain spacer tersebut dapat dipasok dan digunakan untuk dijadikan sepatu. Proses pembuatan spacer fabric yang menjadi objek penelitian dilakukan dengan membuat lima sampel spacer fabric dengan menggunakan mesin double raschel RD7/2-12N dengan kombinasi variasi : sampel 1 (menggunakan 7 guidebar, nomer benang yang digunakan 300/96, 30/1, 75/36, dengan struktur campuran pada face layer, bottom layer dengan struktur tricot dan tuch, dan lapping connector 01 01 32 32), sampel 2 (menggunakan 7 guidebar, nomer benang yang digunakan 300/96, 30/1, 75/36, dengan struktur campuran pada face layer, bottom layer dengan struktur tricot dan tuch, dan lapping connector 01 01 32 32), sampel 3 (menggunakan 6 guidebar, nomer benang yang digunakan 150/48, 30/1, 75/36, dengan struktur campuran pada face layer, bottom layer dengan struktur tricot dan tuch, dan lapping connector 01 01 32 32), sampel 4 (menggunakan 5 guidebar, nomer benang yang digunakan 150/48, 30/1, 75/36, dengan struktur campuran pada face layer, bottom layer dengan struktur tricot, dan lapping connector 01 01 32 32), sampel 5 (menggunakan 4 guidebar, nomer benang yang digunakan 75/36 dan 30/1, dengan struktur campuran pada face layer, bottom layer dengan struktur tricot, dan lapping connector 10 01). Sampel 1 dan 2 dibuat dengan kombinasi yang sama, hanya struktur top layer saja yang dibedakan dengan tujuan untuk melihat apakah struktur mempengaruhi sifat mekanik spacer fabric. Setelah itu dilakukan pengujian meliputi kekuatan tarik dan elongation, kekuatan sobek, ketahanan jebol, ketahanan gosok, shrinkage, gramasi, jumlah course dan wale, dan ketebalan kain . Berdasarkan hasil pengujian hanya sampel 1,2, dan 3 yang memenuhi standard yang telah ditetapkan oleh New Balance, sedangkan sampel 4 dan 5 tidak memenuhi standard New Balance pada kemampuan kekuatan tarik dan kekuatan sobek sampel tersebut. Dari pengujian inipun dapat ditarik kesimpulan kombinasi variasi pada pada spacer fabric menentukan sifat mekaniknya. Sampel dengan kombinasi variasi yang memiliki gramasi lebih tinggi cenderung memiliki kekuatan tarik, sobek, dan jebol, yang lebih baik, akan tetapi struktur juga sangat berpengaruh dimana spacer fabric dengan struktur underlap lebih sedikit akan memiliki kekuatan tarik, sobek, dan jebol yang lebih baik meskipun gramasinya lebih rendah, sedangkan mulur berlaku sebaliknya. Spacer fabric dengan kombinasi variasi nomer benang yang lebih tinggi akan memiliki shrinkage yang lebih rendah, dan spacer fabric dengan persen porositas yang lebih tinggi akan memiliki daya tembus udara yang lebih baik.