Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/121
Title: UPAYA MENGURANGI CACAT KAIN SNARLING DENGAN MENGUBAH SISIR CATCH CORD DAN SUSUNAN BENANG CATCH CORD PADA MESIN WATER JET LOOM TIPE TOYOTA LW ZEA 190C6
Authors: Arif, Mulyana
Issue Date: 2015
Abstract: penghasil kain tenun yang memiliki kualitas yang tinggi. Dalam proses pertenunan,terjadinya cacat Snarling dapat menurunkan kualitas grading kain. Cacat Snarlingadalah suatu kejadian dimana benang pakan yang diluncurkan terganggu danmengakibatkan pakan tidak tegang saat diketek. Dari beberapa penyebab cacat snarling diantaranya water noozle, hook pin, griper,benang-benang lusi, dan Catch cord. Oleh karena arena itu praktikan melakukanpercobaan pada Catch cord, hal ini diperkuat dengan data cacat snarling yang terjadihanya di pinggiran kain yakni kurang lebih 10 cm dari pinggir kain. Buku Sabid adanur pengetahuan teknologi pertenunan menyatakan “pada dasarnya,tiap-tiap benang dicucuk pada satu lubang sisir” yang artinya setiap lubang sisir lebihbaik diisi oleh satu benang saja karena “benang harus dapat bergerak bebas padasaat dinaik turunkan di dalam lubang sisir” untuk memenuhi syarat peluncuran pakanyakni mulut lusi yang bersih. Pada umumnya sisir Catch cord hanya memiliki 3 lubang sisir bernomor 12 danbenang Catch cord yang digunakan 4 sampai 6 benang, maka dari itu umumnya duabenang Catch cord akan dicucuk pada 1 lubang. Hal ini menyebabkan benang Catchcord tidak bebas pada saat pembentukan mulut Catch cord dan mengakibatkan salingtertabrak atau terlilitnya antara 2 benang Catch cord dalam 1 lubang sisir. Pengamatan dan Perbaikan dilakukan pada mesin water jet loom merek Toyotadengan tipe LW ZEA 190C6 di bagian pertenunan 1 unit CAW nomor 19 dengan corak2325. Perbaikan dilakukan dengan mengubah sisir Catch cord nomor 12 yangmemiliki 3 lubang dengan sisir hani nomor 24 yang memiliki lebih dari 6 lubang, danjuga penambahan benang Catch cord dari 5 menjadi 6 dan pencucukannya diubahmenjadi satu benang Catch cord dalam satu lubang sisir Catch cord. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh perbedaan yang cukup signifikan antara data sebelum dan sesudah perbaikan yakni penurunan cacat Snarling sebesar83,8%. Dengan ini dapat disimpulkan sisir Catch cord dan susunan benang Catchcord berpengaruh terhadap jumlah cacat Snarling.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/121
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf486.64 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf288.41 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf272.12 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf276.18 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.