LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT LUCKY PRINT ABADI

Abstract

PT Lucky Print Abadi merupakan perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Ny.M.L.Idriani Soepojo S.H. pada tanggal 4 Agustus 1998. PT Lucky Print Abadi berlokasi di Jalan Warung Bongkok, Desa Sukadanau, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat. Luas areal lahan PT Lucky Print Abadi adalah ± 126.092 m

2 . PT Lucky Print Abadi mempunyai struktur organisasi berbentuk garis dengan pimpinan tertinggi dipegang Managing Director. Jumlah tenaga kerja sampai November 2016 sebanyak 718 orang yang didominasi oleh lulusan SMA dengan persentase 79,95% Permodalan PT Lucky Print Abadi yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kegiatan produksi yang dilakukan di divisi Finishing PT Lucky Print Abadi meliputi persiapan penyempurnaan, pencelupan, pencapan serta penyempurnaan. Jenis produksi yang dihasilkan adalah kain putih, kain hasil pencapan dan kain hasil pencelupan yang terbuat dari serat kapas, rayon serta poliester-kapas. Jumlah rata-rata produksi per bulan adalah ± 1.400.000 yard. Sekitar 70% produk yang dihasilkan dipasarkan ke luar negeri, sedangkan 30% lainnya dipasarkan di dalam negeri. Sarana produksi di Divisi Finishing seperti mesin singeing, continous bleaching, mercerizing, dyeing range kuster, thermosol, rotary printing, steamer, washing DW1, stenter, curing, raising, shearing, sueding, sanforize dan mesin inspeksi. Sarana penunjang produksi yang dimiliki PT Lucky Print Abadi terdiri dari sumber energi listrik dari PLN dengan pemakaian setiap bulannya adalah 2.770 kVA dan generator dengan kapasitas 690 kVA, tenaga uap dengan kapasitas 10,5 ton/jam, pendingin udara, instalasi pengolahan air proses yang berasal dari sungai Kalimalang dan air tanah (sumur artesis) dan instalasi pengolahan air limbah dengan cara fisika, kimia dan biologi dengan hasil memenuhi standar baku mutu limbah, laboratorium dan pergudangan. PT Lucky Print Abadi melaksanakan sistem pengendalian mutu terpadu untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan. Pengendalian mutu dilakukan mulai dari penanganan bahan baku sampai menjadi produk jadi, penanganan produk tidak standar, serta penetapan kebijakan dan sasaran mutu. Pada bagian diskusi dibahas mengenai perbedaan warna kain proses pencelupan yang tidak sesuai target. Perbedaan warna tersebut melebihi toleransi yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan proses perbaikan warna. Hasil analisis menunjukkan bahwa beda warna disebabkan karena waktu pemeraman untuk proses fiksasi melebihi waktu yang ditentukan yaitu 16 jam untuk sebagian besar warna dan 24 jam untuk warna-warna tertentu, seperti navy, abu dan turquoise. Ketersediaan mesin washing yang hanya satu menyebabkan waktu pemeraman menjadi lebih lama. Pengawasan terhadap proses produksi masih kurang ketat sehingga masih dapat terjadi masalah pada kain produksi. Proses perbaikan warna yang dilakukan terhadap kain produksi secara langsung memberikan kerugian berupa penambahan biaya dan waktu produksi.