Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/106
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Rifandi, Ramdhan | - |
dc.date.accessioned | 2022-11-06T10:15:15Z | - |
dc.date.available | 2022-11-06T10:15:15Z | - |
dc.date.issued | 2014 | - |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/106 | - |
dc.description.abstract | Kain kapas adalah salah satu kain yang banyak dipesan oleh konsumen PT Nisshinbo Indonesia.PT. Nisshinbo Indonesia melakukan tiga proses penggembungan yaitu dengan NaOH 22oBe (merserisasi), dengan amonia cair (liquid ammonia) dan gabungan antara kedua proses tersebut yang kemudian hasil dari proses tersebut akan dicelup atau langsung dilakukan finishing sesuai jenis permintaan. Untuk mendapatkan alur proses yang sesuai, dilakukan penelitian untuk membandingkan kain hasil proses penggembungan dengan NaOH 22oBe (merserisasi), penggembungan dengan amonia cair, dan gabungan proses penggembungan menggunakan NaOH 22OBe yang dilanjutkan dengan menggunakan amonia cair. Hasil ketiga proses tersebut diteliti daya serapnya terhadap zat warna reaktif serta sifat fisika kain lainnya. Zat warna yang digunakan untuk pencelupan pada ketiga kain kapas dengan metode penggembungan yang berbeda adalah zat warna reaktif Levafix dengan warna kuning dan biru (Yellow CA dan Blue CA), kemudian dilakukan pengujian terhadap kain hasil pencelupan yang meliputi ketuaan warna kain, kekuatan tarik kain, tahan luntur terhadap gosokan, dan tahan luntur terhadap pencucian.Dari hasil percobaan dan pengujian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa ketiga metode proses penggembungan memberikan daya serap yang memenuhi syarat standar perusahaan, dankekuatan tarik yang memenuhi syarat mutu kain tenun untuk kemeja berdasarkan SNI 0051:2008, namun gabungan penggembungan dengan NaOH 22 °Be yang dilanjutkan penggembungan dengan amonia cair memberikan ketuaan warna yang paling tinggi.Kain kapas yang telah dilakukan penggembungan dengan ketiga metode kemudian dilakukan pencelupan dengan zat warna reaktif memiliki tahan luntur terhadap gosokan dan tahan luntur terhadap pencucian yang baik dengan nilai ≥ 4. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, didapat bahwa kain yang mengalami gabungan proses penggembungan dengan NaOH 22 °Be serta penggembungan dengan amonia cair setelah dilakukan pencelupan dengan zat warna reaktif Levafix Yellow CA dan zat warna reaktif Levafix Blue CA memberikan nilai K/S untuk warna kuning 5,67 pada panjang gelombang maksimum 440nm dan nilai K/S untuk warna biru 5,72 pada panjang gelombang maksimum 620nm, sedangkan proses penggembungan dengan amonia cair memberikan nilai K/S untuk warna kuning 5,32 dan nilai K/S untuk warna biru 5,25, dan proses penggembungan dengan NaOH 22 °Be memberikan nilai K/S untuk warna kuning 5,21 dan nilai K/S untuk warna biru 5,08. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.title | PERBANDINGAN HASIL PROSES MERSERISASI NaOH 22 o Be, AMONIA CAIR, DAN MERSERISASI NaOH 22 o Be – AMONIA CAIR TERHADAP DAYA SERAP ZAT WARNA REAKTIF PADA KAIN KAPAS 100% | en_US |
dc.type | Other | en_US |
Appears in Collections: | Kimia Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 171.43 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 211.51 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 140.86 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 153.25 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.