Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1046
Title: | LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT TRISCO TAILORED APPAREL MANUFACTURING (TAM) |
Authors: | Vina, Nolanda |
Issue Date: | 2017 |
Abstract: | PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing ( TAM ) merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan pakaian jadi yang berdiri sejak 2 Februari 2000. Perusahaan ini terletak di Kawasan Industri Trikencana Jl. Raya Kopo-Soreang KM 11,5 Katapang, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dengan luas tanah 20.000 m 2 yang terdiri dari luas bangunan pertama 3.247 m2 , luas bangunan kedua 15.685 m 2 dan sisanya lahan terbuka. PT Trisco TAM merupakan perusahaan dengan status Penanaman Modal Asing ( PMA ) dan Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) . Pada tanggal 1 Juni 2016 PT Trisco TAM mengalami merger dengan PT Nissiel dengan notaris yang bernama Wiwik Condro,SH sesuai surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-00034.AH.02.02 tahun 2014 tanggal 13 Oktober 2014. PT Trisco TAM menerapkan beberapa sistem menejemen di dalam area perusahaan yaitu Sistem Menejemen Mutu ( ISO 9001:2008 ) yang bersertifikat sejak tahun 2005 hingga sekarang dan Sistem Menejemen Lingkungan ( ISO 14001:2004 ) . Perusahaan juga ikut aktif dalam keanggotaan Supplier Ethical Data Exchange ( SEDEX ) . Struktur organisasi di PT Trisco TAM yang digunakan oleh perusahaan ini berupa garis dan staf dengan jabatan tertinggi dipegang oleh Presiden Direktur. Jumlah tenaga kerja sampai dengan bulan November 2016 sebanyak 2.564 orang ( terdiri dari Trisco 1 dengan jumlah 1.870 orang dengan persentase SMA 96,9 %, D3 0,5 %, S1 2,5 % dan Trisco 2 dengan jumlah 694 orang ) . Kapasitas produksi PT Trisco TAM adalah 3.420.000 potong/tahun. Beberapa jenis pakaian jadi yang diproduksi adalah men formal jacket, mens formal trouser, tie, ladies ( skirt, pants, vest/waist coat, shirt, dress) , handkerchief, shell top, dan apron. Bahan yang digunakan dalam pembuatan pakaian jadi tersebut meliputi kain kapas, Lycra, viskosa, wol, poliester dan poliester-wol. Hasil produksi ini 90 % diekspor ke Australia, New Zealand, Asia, Afrika Selatan, USA, dan UK dan 10 % lokal. Jenis mesin dan peralatan yang digunakan adalah mesin jahit sebanyak 959 dan mesin lainnya auto spreading, auto cutter, manual cutter, fusing, pressing, iron, bartack, auto pocket welt, embroidery, button hole, single needle lockstitch dan lain-lain. Sarana penunjang produksi antara lain penyediaan tenaga listrik yang berasal dari PLN sebesar 1.950 kVa dan 1 unit cadangan generator sebesar 30 kVa. Sarana lainnya untuk menunjang produksi ada mesin boiler, compressor, vakum, sumber air dan jenset. Bagian diskusi mengenai pengamatan tentang kain motif kotak-kotak ( checked ) garmen style SK 1111 1BW P/V SKIRT yang terbuat dari jenis serat Polyester 65 % dan 35 % Viscose yang berpengaruh terhadap peningkatan jumlah defect pada produk jadi. Pembahasan dari pengamatan tersebut mencakup tentang prinsip Roda Deming ( Deming Cycle ) yang terdiri dari empat langkah yaitu Plan, Do, Check, Action ( P-D-C-A ) , serta alat statistik yaitu Fishbone Diagram. Hasil analisis dalam upaya menanggulangi masalah produk tersebut, pada pembuatan polanya diperlukan spesial marker agar menghasilkan produk yang matching ( sesuai ) dan peletakan bahan harus sesuai dengan spesifikasi gambar yang telah ditentukan, hanya satu ukuran dan tidak bisa combine size. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1046 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 152.46 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 182.48 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 145.73 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Ringkasan.pdf | 161.25 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.