Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1036
Title: | LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. DEWHIRST MENSWEAR INDONESIA |
Authors: | Sarah, Arifah |
Issue Date: | 2017 |
Abstract: | PT. Dewhirst Menswear Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi pakaian jadi yang didirikan pada tanggal 3 September 1997 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA). PT. Dewhirst Menswear Indonesia merupakan cabang dari perusahaan Dewhirst Group di London, Inggris. PT. Dewhirst Menswear Indonesia terletak di Jalan Rancaekek KM. 27, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat yang termasuk kategori kawasan berikat. Dengan luas tanah 61.651 m 2 dan luas bangunan 36.990,29 m 2 dan luas lahan terbuka 24.539 m 2 . Struktur Organisasi di PT. Dewhirst Menswear Indonesia berbentuk garis dan staff dengan pimpinan tertinggi dipegang oleh President Director. Jumlah karyawan sampai dengan bulan Desember 2016 sebanyak 3.373 orang pekerja. Dengan tingkat pendidikan lulusan SD sebanyak 461 pekerja, SMP sebanyak 1419 pekerja, SMA/SMU/SMK sebanyak 1376 pekerja, D1/D2 sebanyak 25 pekerja, D3 sebanyak 29 pekerja, S1 sebanyak 62 pekerja dan S2 berjumlah 1 orang pekerja. Jenis produksi di PT. Dewhirst Menswear Indonesia adalah pakaian dewasa pria dan wanita yaitu kemeja, celana dan blouse, pada bulan Oktober sampai Desember 2016 perusahaan tersebut memproduksi sebanyak 447,998 potong produk. Buyer yang bekerja sama diantaranya H&M (H&M’ Frame Easy, COS, Other Stories) ,Hollit International(DAKS/ Hazzy), Express, Peerless Clothing International, Hudson Bay Company (L&T/ SOF / HBC), Calvin Klein, Tommy H. (G-III), Tailor Byrd, Thomas Pink, Brooks Brothers. Diekspor ke beberapa negara antara lain, USA, Kanada, Eropa dan beberapa negara asia seperti Cina, Jepang, Korea dan lainnya. Sarana produksi yang dimiliki PT. Dewhirst Menswear Indonesia berupa mesin jahit dan mesin penunjang produksi sejumlah 1.275 unit. Sarana penunjang produksi yang dimiliki adalah tenaga listrik dari PLN berkapasitas 3.785 kVA, 2 unit generator dengan kapasitas 820 kVA dan 1.250 kVA, 3 buah mesin boiler sebagai penghasil uap untuk digunakan dalam proses produksi. Perusahaan tersebut juga memiliki beberapa gudang yang digunakan sebagai sarana penyimpanan barang yaitu gudang kain, gudang aksesoris, gudang pakaian jadi, gudang mesin dan gudang aset. Pada bagian akhir, diskusi yang diambil mengenai proses produksi yaitu persiapan bahan baku pada gudang kain (fabric warehouse). Diskusi berisi tentang analisis penyebab kain-kain obsole atau kain usang yang tidak terpakai menumpuk di gudang kain dan akibatnya terhadap produksi. Kain-kain obsole menumpuk karena, tidak ada waktu dan aturan pasti yang ditetapkan untuk pengeluaran kain-kain obsole tersebut. Selain itu, perusahaan sering mendapati sisa order (over order). Perkiraan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi pada suatu periode tidak secara efektif dan efisien membuat kain menjadi sisa atau kain obsole. Banyaknya kain obsole menyebabkan gudang kain tidak bisa menampung kain-kain yang baru datang. Kain-kain yang baru datang menempati waist band area yang letaknya terpisah dari gudang kain sehingg a membuat produksi terhambat, menyulitkan pendataaan kain yang baru datang, menambah biaya penyimpanan dan resiko kehilangan barang. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1036 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Ringkasan.pdf | 1.79 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.