Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1032
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorRosdiana, Apriani-
dc.date.accessioned2023-06-21T03:36:42Z-
dc.date.available2023-06-21T03:36:42Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1032-
dc.description.abstractHarry Lam Bridal and Evening Gown Boutique berdiri pada tahun 1989 dan berlokasi di Jl. Peta No. 255 Bandung dengan menempati bangunan berbentuk ruko. Harry Lam Boutique merupakan usaha swasta berbentuk home industry dengan penanaman modal seluruhnya berasal dari modal pribadi. Harry Lam Boutique memiliki luas tanah 350 m 2 dan luas bangunan 600 m2 . Struktur organisasi di Harry Lam Boutique berbentuk garis dan kekuasaan tertinggi dipegang oleh Pimpinan Perusahaan. Jumlah tenaga kerja di Harry Lam adalah 12 orang karyawan, yang diantaranya 31% lulusan SMP, 54% lulusan SMA/SMK, dan 15% lulusan S1. Jenis produksi yang dihasilkan oleh Harry Lam Boutique adalah gaun pengantin, gaun pesta, dan kebaya pesta. Kapasistas produksi yang dihasilkan Harry Lam Boutique per bulan rata-rata 10 sampai 15 gaun pada order meningkat, baik kebaya, gaun pesta dan gaun pengantin. Jumlah produk yang dihasilkan berdasarkan permintaan konsumen dan pembuatan produk untuk kebutuhan di showroom. Sarana produksi yang dimiliki oleh Harry Lam Boutique berupa 12 unit yang meliputi mesin jahit, mesin obras, setrika, mesin bordir dan alat pembuat kancing bungkus. Sarana penunjang produksi yang dimiliki berupa tenaga listrik yang berasal dari PLN dengan kapasitas daya yang terpasang sebesar 3,3 kVA, sedangkan sarana penunjang lainnya air dan gudang. Pergudangan yang di miliki Harry Lam Boutique yaitu gudang kain dan gudang aksesoris. Tinjauan khusus pada BAB III Laporan Praktek Kerja Lapangan, mengambil pengamatan mengenai peletakan Kain di gudang Harry Lam Boutique dengan menerapkan ISO-9000 yaitu sistem 5K/5R . Hal ini dilatarbelakangi oleh masalah peletakan kain yang kurang tepat disebabkan kurangnya 5K yaitu kerapihan. Sehingga pada saat produksi akan dimulai, karyawan kesulitan mencari kain-kain tersebut. Maka upaya yang akan dilakukan adalah dengan menerapkan sistem 5K/5R atau Ketertiban/Ringkas, Kerapian/Rapi, Kebersihan/Resik, Kelestarian/Rawat, kedisiplinan/Rajin.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titleLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI HARRY LAM BOUTIQUEen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf654.64 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf159.54 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf140.61 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf158.18 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.