Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1024
Title: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI WORKSHOP FERRY SUNARTO
Authors: R, Keniaby Fauzia Renaldi
Issue Date: 2017
Abstract: Ferry Sunarto adalah seorang desainer kebaya yang juga memproduksi jenis busana ready-to-wear deluxe dan busana dengan ragam kain Indonesia. Ferry Sunarto memiliki tiga label lini busana yaitu Ferry Sunarto, Fersu Deluxe dan Parende. Ferry Sunarto memulai karirnya sebagai seorang desainer pada tahun 1995. Langkah pemasaran yang dilakukan Ferry Sunarto adalah aktif melaksanakan fashion show, berkontribusi dalam berbagai charity event dan seminar, mempromosikan produk melalui media cetak dan media elektronik dan menjadi kontributor wardrobe acara televisi sebagai ajang untuk membangun brand image. Segmentasi pasar yang dituju oleh Ferry Sunarto adalah masyarakat dengan kelas sosial menengah ke atas. Ferry Sunarto memiliki satu butik di Jakarta yang berfungsi sebagai showroom dan satu butik di Bandung yang berfungsi sebagai showroom sekaligus workshop. Workshop Ferry Sunarto yang berlokasi di Jalan Ibu Inggit Garnasih No. 160 Ciateul, Bandung merupakan tempat pengerjaan produk busana untuk pelanggan serta kebutuhan koleksi desain Ferry Sunarto yang didirikan dengan modal sepenuhnya dari dana pribadi Ferry Sunarto. Bangunan workshop terdiri dari tiga lantai yang dimanfaatkan untuk aktivitas produksi. Ferry Sunarto mempekerjakan 30 orang karyawan yang didistribusikan berdasarkan keahlian dan kemampuan yang dimiliki, bagian dari struktur organisasi yang berjalan adalah antara lain asisten desainer, sekretaris dan marketing, kepala produksi serta divisi keuangan, logistik, pola, pemotongan, penjahitan, aplikasi, pemayetan, bordir, cornelli dan finishing. Jumlah produk yang diproduksi pada workshop Ferry Sunarto selama periode Oktober 2016 hingga Desember 2016 adalah sebanyak 92 pcs produk busana untuk keperluan konsumen serta keperluan koleksi dari Ferry Sunarto, Fersu Deluxe dan Parende. Sarana penunjang produksi yang disediakan oleh workshop Ferry Sunarto adalah fasilitas berupa listrik berkapasitas 3200 watt, jaringan wifi dan peralatan produksi. Mesin serta peralatan penunjang produksi yang dimiliki workshop Ferry Sunarto adalah sebanyak sembilan unit mesin jahit, satu unit mesin obras, dua unit mesin bordir, satu unit mesin cornelli, satu unit alat kacing bungkus, dua unit setrika uap, satu unit solder dan peralatan kerja seperti penggaris pola, pita ukur, jarum, gunting, dan sebagainya. Pengamatan selama 64 hari kerja di workshop Ferry Sunarto menunjukan adanya permasalahan mengenai teknis penyimpanan yang menimbulkan kerusakan pada busana. Kerusakan pada busana yang disebabkan oleh teknis penyimpanan akan menyebabkan tidak tercapainya standar mutu produk sehingga harus dilaksanakan proses perbaikan pada produk, hal ini akan menimbulkan keterlambatan dalam penyelesaian proses produksi dan dapat menurunkan citra prestisius perusahaan. Masalah ini dapat dihindari dengan beberapa upaya preventif seperti melakukan konversi fungsi fasilitas stand hanger untuk display menjadi fasilitas penyimpanan selama proses produksi, pengadaan alternatif fasilitas penyimpanan bagi produk busana tertentu, serta pemanfaatan stock dress cover pada penyimpanan produk busana.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1024
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf215.93 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf1.05 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf216.36 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf216.25 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.